Nakita.id - Kehamilan adalah salah satu momen paling membahagiakan dalam kehidupan seorang wanita. Namun, tidak jarang, momen ini juga disertai dengan tantangan emosional yang dapat memicu stres.
Stres pada ibu hamil bukanlah hal yang sepele, karena bisa berdampak negatif pada kesehatan ibu maupun janin. Ketahui berbagai risiko stres pada ibu hamil dan mengapa penting untuk mengelola stres dengan baik selama masa kehamilan.
Stres adalah respons alami tubuh terhadap tekanan atau perubahan yang terjadi di lingkungan. Bagi ibu hamil, perubahan hormon, kondisi fisik, dan berbagai kekhawatiran mengenai kehamilan dapat menjadi sumber stres.
Selain itu, faktor eksternal seperti pekerjaan, masalah keuangan, atau tekanan sosial juga bisa menambah beban psikologis. Meski sedikit stres adalah hal yang normal, stres berkepanjangan atau berlebihan selama kehamilan bisa berdampak buruk pada ibu dan bayi.
Stres yang dialami oleh ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Beberapa risiko stres pada ibu hamil antara lain:
Stres yang terus-menerus dapat menyebabkan tekanan darah ibu meningkat. Kondisi ini bisa memicu komplikasi seperti preeklamsia, yaitu gangguan kehamilan yang ditandai oleh tekanan darah tinggi dan kerusakan organ, seperti ginjal dan hati. Preeklamsia sangat berbahaya dan bisa mengancam nyawa ibu maupun janin jika tidak ditangani dengan baik.
Stres bisa mempengaruhi kualitas tidur ibu hamil. Ibu yang mengalami stres berat cenderung sulit tidur nyenyak atau mengalami insomnia. Kurang tidur tidak hanya membuat ibu merasa lelah, tetapi juga dapat mempengaruhi perkembangan janin karena tubuh ibu tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup untuk memulihkan diri.
Stres yang tidak terkendali bisa berujung pada depresi dan gangguan kecemasan selama kehamilan (prenatal depression). Ibu yang mengalami depresi mungkin merasa putus asa, kehilangan minat pada aktivitas sehari-hari, atau merasa sangat cemas tanpa alasan yang jelas. Depresi prenatal ini dapat berdampak jangka panjang pada kesehatan mental ibu setelah melahirkan (postpartum depression).
Stres dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat ibu hamil lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. Sistem kekebalan yang lemah juga bisa berdampak negatif pada janin, meningkatkan risiko infeksi intrauterin atau komplikasi lainnya.
Selain berdampak pada kesehatan ibu, stres juga dapat memengaruhi perkembangan janin. Berikut adalah beberapa risiko stres pada janin yang harus diwaspadai:
Ibu hamil yang mengalami stres kronis berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah atau mengalami pertumbuhan janin terhambat. Hal ini terjadi karena aliran darah ke plasenta mungkin terganggu akibat stres, sehingga nutrisi dan oksigen yang diterima oleh janin tidak optimal.
Baca Juga: Nyeri di Panggul Ibu Hamil, Ketahui Penyebab Hingga Cara Mengatasinya dengan Tepat
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR