Frekuensi pemakaian yang berlebihan membuat AC harus bekerja lebih keras setiap kali dihidupkan, sehingga komponen yang bergerak, seperti motor kipas, akan cepat rusak.
Selain itu, komponen pendingin seperti refrigeran bisa mengalami penurunan kualitas akibat siklus pendinginan yang tidak stabil.
Banyak orang percaya bahwa dengan mematikan AC saat ruangan tidak digunakan, mereka dapat menghemat listrik.
Namun, ini hanya benar jika AC dimatikan untuk jangka waktu yang cukup lama.
Jika Moms hanya mematikan AC dalam waktu singkat dan kemudian menyalakannya kembali, AC akan bekerja lebih keras untuk mendinginkan ruangan kembali ke suhu yang diinginkan.
Proses ini memerlukan energi yang lebih banyak daripada jika AC dibiarkan menyala dalam jangka waktu yang lebih lama dengan suhu yang lebih stabil.
Akibatnya, Moms mungkin tidak mendapatkan penghematan listrik yang diinginkan, dan bahkan dapat memperbesar tagihan listrik karena AC harus bekerja ekstra keras setiap kali dinyalakan.
Siklus on-off yang terlalu sering juga bisa mempengaruhi sistem refrigeran AC. Ketika AC dinyalakan, tekanan refrigeran akan meningkat, dan saat dimatikan, tekanan akan menurun.
Siklus tekanan yang tidak stabil ini dapat menyebabkan komponen sistem refrigeran, seperti pipa dan sambungan, menjadi lebih cepat aus dan rentan terhadap kebocoran.
Kebocoran refrigeran adalah masalah serius pada AC karena refrigeran adalah bahan yang membantu proses pendinginan.
Jika terjadi kebocoran, AC akan kehilangan kemampuan untuk mendinginkan udara dengan efektif dan akhirnya memerlukan perbaikan yang mahal.
Baca Juga: 9 Cara Hemat Listrik Meski Pakai AC 24 Jam, Dompet Aman Rumah Nyaman
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR