Nakita.id - Air Conditioner (AC) menjadi perangkat penting di banyak rumah, terutama di daerah dengan cuaca panas.
Namun, kebiasaan mematikan dan menyalakan AC terlalu sering dapat berdampak buruk pada keawetan perangkat tersebut.
Banyak orang berpikir bahwa sering mematikan AC saat tidak digunakan akan menghemat listrik, tetapi tindakan ini justru bisa merusak AC dalam jangka panjang.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa terlalu sering mematikan dan menyalakan AC dapat merusak keawetan perangkat, melansir dari berbagai sumber.
Kompresor adalah salah satu komponen paling vital dalam AC.
Fungsinya adalah untuk mengompres gas refrigeran, yang kemudian akan membantu mendinginkan udara yang keluar dari AC.
Setiap kali AC dinyalakan, kompresor memerlukan waktu untuk mencapai suhu operasi yang optimal.
Jika Moms terlalu sering mematikan dan menyalakan AC, kompresor tidak memiliki cukup waktu untuk beroperasi dengan efisien.
Kebiasaan ini bisa menyebabkan kelelahan pada kompresor, yang akhirnya berisiko mengalami kerusakan.
Memperbaiki atau mengganti kompresor adalah salah satu perbaikan yang paling mahal pada AC, sehingga kerusakan kompresor bisa memperpendek usia AC dan meningkatkan biaya perawatan.
Setiap kali menyalakan AC, sistem listrik dalam perangkat tersebut mengalami lonjakan arus listrik yang lebih tinggi dibandingkan saat perangkat sudah beroperasi stabil.
Baca Juga: Tak Perlu Panik, Ini Cara Mengatasi Listrik Turun Saat Menyalakan AC
Terlalu sering menyalakan dan mematikan AC bisa membuat beban listrik ini terus-menerus tinggi, yang pada akhirnya dapat merusak komponen-komponen elektronik di dalam AC.
Komponen seperti kapasitor atau relay bisa rusak lebih cepat akibat lonjakan arus listrik yang terlalu sering.
Jika komponen-komponen ini rusak, AC mungkin tidak bisa menyala atau mengalami kegagalan fungsi.
AC bekerja dengan cara menyerap panas dari udara ruangan melalui evaporator dan membuangnya ke luar melalui kondensor.
Setiap kali AC dinyalakan, proses ini membutuhkan waktu untuk mencapai keseimbangan termal.
Jika AC sering dimatikan, sistem pendinginan tidak memiliki cukup waktu untuk bekerja secara optimal.
Ketika kembali menyalakan AC, sistem harus memulai kembali dari awal untuk mencapai suhu yang diinginkan, yang menyebabkan perangkat bekerja lebih keras dari yang seharusnya.
Hal ini tidak hanya mengurangi efisiensi energi tetapi juga memperpendek umur komponen-komponen penting dalam sistem pendinginan AC.
Semua peralatan elektronik memiliki siklus hidup yang terbatas, termasuk AC.
Setiap kali AC dinyalakan, komponen mekanis seperti kipas, kompresor, dan motor akan mulai bekerja.
Seringnya siklus on-off menyebabkan komponen-komponen ini lebih cepat aus, yang memperpendek masa pakai keseluruhan AC.
Baca Juga: Tagihan Listrik Dijamin Hemat Meski Pakai AC dan Mesin Cuci Jika Lakukan Hal Mudah Ini
Frekuensi pemakaian yang berlebihan membuat AC harus bekerja lebih keras setiap kali dihidupkan, sehingga komponen yang bergerak, seperti motor kipas, akan cepat rusak.
Selain itu, komponen pendingin seperti refrigeran bisa mengalami penurunan kualitas akibat siklus pendinginan yang tidak stabil.
Banyak orang percaya bahwa dengan mematikan AC saat ruangan tidak digunakan, mereka dapat menghemat listrik.
Namun, ini hanya benar jika AC dimatikan untuk jangka waktu yang cukup lama.
Jika Moms hanya mematikan AC dalam waktu singkat dan kemudian menyalakannya kembali, AC akan bekerja lebih keras untuk mendinginkan ruangan kembali ke suhu yang diinginkan.
Proses ini memerlukan energi yang lebih banyak daripada jika AC dibiarkan menyala dalam jangka waktu yang lebih lama dengan suhu yang lebih stabil.
Akibatnya, Moms mungkin tidak mendapatkan penghematan listrik yang diinginkan, dan bahkan dapat memperbesar tagihan listrik karena AC harus bekerja ekstra keras setiap kali dinyalakan.
Siklus on-off yang terlalu sering juga bisa mempengaruhi sistem refrigeran AC. Ketika AC dinyalakan, tekanan refrigeran akan meningkat, dan saat dimatikan, tekanan akan menurun.
Siklus tekanan yang tidak stabil ini dapat menyebabkan komponen sistem refrigeran, seperti pipa dan sambungan, menjadi lebih cepat aus dan rentan terhadap kebocoran.
Kebocoran refrigeran adalah masalah serius pada AC karena refrigeran adalah bahan yang membantu proses pendinginan.
Jika terjadi kebocoran, AC akan kehilangan kemampuan untuk mendinginkan udara dengan efektif dan akhirnya memerlukan perbaikan yang mahal.
Baca Juga: 9 Cara Hemat Listrik Meski Pakai AC 24 Jam, Dompet Aman Rumah Nyaman
Thermostat adalah komponen yang mengontrol suhu dalam ruangan dengan mengatur kapan AC harus hidup dan mati.
Terlalu sering mematikan dan menyalakan AC secara manual dapat mengganggu kinerja thermostat, yang membuatnya kurang akurat dalam mengatur suhu.
Jika thermostat rusak, AC mungkin tidak bisa berfungsi dengan baik atau terus menyala-mati tanpa sebab yang jelas, yang semakin mempercepat kerusakan pada unit AC.
Untuk memastikan AC Anda lebih awet dan bekerja secara efisien, berikut beberapa tips penggunaan yang bisa diterapkan:
Manfaatkan fitur timer atau mode otomatis pada AC untuk mengatur kapan AC harus mati atau menyala.
Dengan cara ini, AC bisa diatur untuk beroperasi pada waktu tertentu, sehingga menghindari penggunaan yang terlalu sering menyala-mati.
Sebaiknya atur suhu AC pada angka yang stabil, sekitar 24-26 derajat Celsius, agar AC tidak perlu bekerja terlalu keras.
Ini juga membantu menjaga keawetan kompresor dan mengurangi siklus on-off yang berlebihan.
Jika Moms berencana meninggalkan ruangan dalam waktu lama, mematikan AC adalah pilihan yang baik.
Namun, jika hanya untuk beberapa menit atau jam, lebih baik biarkan AC tetap menyala untuk menjaga stabilitas suhu.
Periksa dan bersihkan AC secara berkala, termasuk filter udara, evaporator, dan kondensor.
Ini akan membantu AC bekerja lebih efisien dan mengurangi risiko kerusakan akibat penggunaan berlebihan.
Baca Juga: Listrik Dijamin Makin Hemat Meski Pakai AC, Ini Tips Tepatnya
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR