Perkenalan pertama sebaiknya berlangsung dengan santai dan tidak terburu-buru.
Biarkan pertemuan berlangsung dalam suasana yang ringan, misalnya dengan mengajak pasangan baru dan anak untuk berkumpul sambil melakukan kegiatan yang menyenangkan.
Ini bisa membantu mengurangi kecanggungan yang mungkin dirasakan oleh anak.
Setelah pertemuan awal berjalan baik, Moms dapat meningkatkan frekuensi pertemuan secara bertahap.
Jangan terburu-buru untuk melibatkan pasangan baru dalam kehidupan sehari-hari anak, karena ini bisa membuat anak merasa tertekan.
Setiap anak memiliki cara yang berbeda dalam menanggapi kehadiran pasangan baru.
Beberapa anak mungkin langsung merasa nyaman, sementara yang lain membutuhkan waktu lebih lama untuk menerima situasi ini.
Penting untuk menghormati perasaan anak dan tidak memaksakan mereka untuk segera akrab dengan pasangan baru.
Jika anak merasa cemas atau enggan, biarkan mereka memproses perasaan tersebut dan beri mereka ruang untuk berbicara.
Yakinkan mereka bahwa perasaan mereka valid dan dihargai. Jangan paksakan interaksi yang terlalu cepat atau intens.
Selama proses perkenalan, penting untuk membangun hubungan yang positif antara anak dan pasangan baru.
Libatkan mereka dalam aktivitas bersama yang menyenangkan, seperti bermain, berolahraga, atau menonton film. Aktivitas ini dapat membantu menciptakan ikatan yang alami tanpa menimbulkan tekanan.
Pasangan baru juga harus memahami pentingnya bersikap sabar dan menghargai proses adaptasi anak.
Mereka tidak perlu memaksakan diri untuk menjadi figur otoritas bagi anak, melainkan lebih baik fokus pada membangun hubungan yang bersahabat.
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR