Akibatnya, pertumbuhan fisik anak terhambat, dan risiko stunting meningkat.
Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri dan lingkungan juga berkontribusi terhadap risiko stunting.
Anak-anak yang sering terpapar lingkungan yang tidak bersih atau tercemar berisiko mengalami infeksi, seperti diare dan infeksi saluran pernapasan.
Infeksi yang sering terjadi dapat mengurangi penyerapan nutrisi dan memperlambat pertumbuhan anak.
Orang tua yang kurang mendapat informasi tentang kesehatan reproduksi dan perencanaan keluarga mungkin tidak menyadari pentingnya jarak kelahiran yang ideal.
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan kemampuan tubuhnya untuk memulihkan cadangan nutrisi setelah kehamilan sebelumnya, yang berdampak pada gizi anak berikutnya.
Hal ini bisa meningkatkan risiko stunting pada anak.
Banyak orang tua yang tidak mengetahui bahwa stunting sebenarnya bisa dicegah dengan intervensi yang tepat selama masa kehamilan dan 1.000 HPK.
Tanpa pemahaman ini, mereka tidak melakukan langkah-langkah pencegahan seperti memantau status gizi ibu hamil, memberikan ASI eksklusif, atau mengatur pola makan anak dengan benar.
Kurangnya pengetahuan orang tua tentang gizi dan kesehatan menyebabkan mereka cenderung tidak sadar akan tindakan pencegahan atau pola asuh yang dapat mendukung pertumbuhan optimal anak. Ini menyebabkan:
Pertumbuhan Terhambat: Anak yang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup selama masa emas pertumbuhan akan mengalami hambatan fisik, termasuk stunting.
Baca Juga: Cara Mengetahui Gejala Stunting pada Bayi Baru Lahir agar Segera Ditangani
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR