Nakita.id - Stunting adalah kondisi di mana anak mengalami pertumbuhan yang terhambat akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama.
Stunting sering kali terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.
Bayi yang mengalami stunting biasanya akan lebih pendek dibandingkan anak seusianya dan berisiko mengalami gangguan perkembangan kognitif serta kesehatan jangka panjang.
Mengenali gejala stunting pada bayi baru lahir sangat penting agar penanganan bisa dilakukan lebih dini.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengenali tanda-tanda awal stunting pada bayi baru lahir, mengutip dari laman resmi Kemenkes.
Salah satu indikator penting stunting adalah berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu kurang dari 2.500 gram.
Jika bayi lahir dengan berat badan yang jauh di bawah rata-rata, ini bisa menjadi tanda bahwa janin tidak mendapatkan nutrisi yang cukup selama kehamilan.
Berat badan yang rendah sejak lahir menjadi faktor risiko stunting jika tidak ada upaya peningkatan gizi yang memadai setelah kelahiran.
Selain berat badan, panjang badan bayi baru lahir juga merupakan indikator penting.
Bayi yang lahir dengan panjang badan kurang dari 48 cm mungkin berisiko mengalami stunting.
Pemeriksaan panjang badan secara rutin sejak lahir hingga 2 tahun sangat penting untuk memantau pertumbuhan anak dan memastikan tidak ada keterlambatan dalam pertumbuhannya.
Baca Juga: Berat Badan dan Tinggi Badan Anak Stunting: Pentingnya Pemantauan dan Penanganan Dini
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR