Semakin dini stunting dideteksi, semakin besar peluang untuk mengurangi dampaknya.
Pemeriksaan rutin berat dan tinggi badan pada Posyandu atau fasilitas kesehatan sangat penting untuk mendeteksi stunting lebih awal.
Penelitian menunjukkan bahwa stunting yang terjadi pada masa balita biasanya sulit untuk diperbaiki secara optimal setelah anak berusia lebih dari dua tahun.
Pertumbuhan tulang yang terlambat akibat stunting memiliki batas tertentu, sehingga tinggi badan biasanya tidak akan mencapai potensi maksimal jika stunting sudah terjadi.
Namun, kondisi ini dapat diminimalkan dengan intervensi yang intensif sebelum masa pubertas berakhir.
Meskipun tinggi badan akibat stunting mungkin sulit diubah secara drastis, perhatian pada perkembangan kognitif, kesehatan, dan kualitas hidup anak masih bisa dilakukan.
Dengan dukungan nutrisi yang baik dan stimulasi mental, anak yang stunting dapat memiliki potensi untuk berprestasi dan hidup sehat seperti anak lainnya.
Karena dampaknya yang signifikan dan sulit diatasi, pencegahan stunting menjadi fokus utama.
Berikut beberapa langkah pencegahan stunting:
Asupan gizi ibu yang memadai selama hamil dan menyusui.
ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan pemberian MPASI yang bergizi.
Baca Juga: Apakah Pemeriksaan Anak Stunting Ditanggung BPJS Kesehatan dan Bagaimana Langkahnya?
Pencegahan dan penanganan infeksi pada anak secara cepat dan tepat.
Lingkungan yang sehat dan sanitasi yang baik untuk menghindari penyakit.
Stunting yang menyebabkan tubuh pendek sulit diatasi sepenuhnya, tetapi masih bisa diminimalkan dengan memenuhi kebutuhan nutrisi dan stimulasi perkembangan anak.
Intervensi sejak dini sangat penting, namun langkah paling efektif adalah melakukan pencegahan sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun.
Dengan perhatian khusus, anak yang stunting tetap dapat tumbuh sehat dan memiliki kualitas hidup yang baik.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR