Nakita.id - Stunting merupakan kondisi ketika tinggi badan anak berada di bawah rata-rata anak seusianya akibat malnutrisi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang kurang selama masa awal pertumbuhan.
Tidak hanya berdampak pada tinggi badan, stunting juga berisiko memengaruhi perkembangan otak dan kesehatan anak secara keseluruhan.
Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah kondisi tubuh pendek akibat stunting masih bisa diatasi?
Stunting terjadi ketika seorang anak mengalami kekurangan nutrisi sejak masa dalam kandungan hingga usia 2 tahun atau dikenal dengan istilah "1000 Hari Pertama Kehidupan" (HPK).
Selama periode ini, tubuh membutuhkan asupan gizi yang cukup untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang optimal.
Faktor-faktor penyebab stunting meliputi:
Kekurangan nutrisi pada ibu selama kehamilan.
Pemberian ASI dan MPASI yang tidak memadai.
Infeksi berulang yang menghambat penyerapan nutrisi.
Sanitasi yang buruk dan paparan terhadap lingkungan tidak sehat.
Pada umumnya, stunting yang sudah terjadi sulit untuk sepenuhnya diatasi, terutama dalam hal tinggi badan.
Baca Juga: 6 Tips Agar Anak Stunting Memiliki Kecerdasan Maksimal yang Bisa Dilakukan Orang Tua
Namun, upaya tertentu bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi anak yang stunting agar dampaknya bisa diminimalkan.
Berikut beberapa cara yang bisa membantu:
Nutrisi yang cukup dan seimbang merupakan langkah penting untuk memaksimalkan pertumbuhan anak.
Pemberian makanan tinggi protein, zat besi, vitamin A, dan zinc dapat mendukung pertumbuhan tulang dan memperbaiki sistem imun tubuh anak.
Penting juga untuk terus memberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan, dilanjutkan dengan MPASI yang bergizi.
Stunting juga berdampak pada perkembangan otak.
Oleh karena itu, stimulasi seperti bermain, mendengarkan musik, dan berbicara dengan anak sangat penting untuk membantu perkembangan kognitifnya.
Hal ini akan berperan dalam meningkatkan kemampuan belajar dan kecerdasan anak di masa depan.
Anak yang mengalami stunting sering kali lebih rentan terhadap penyakit infeksi.
Oleh karena itu, imunisasi lengkap dan pemeriksaan rutin ke dokter sangat dianjurkan.
Selain itu, menjaga sanitasi dan kebersihan lingkungan juga dapat mengurangi risiko infeksi yang menghambat pertumbuhan anak.
Baca Juga: 6 Cara Membantu Memperbaiki Kondisi Stunting Demi Kesehatan Anak
Semakin dini stunting dideteksi, semakin besar peluang untuk mengurangi dampaknya.
Pemeriksaan rutin berat dan tinggi badan pada Posyandu atau fasilitas kesehatan sangat penting untuk mendeteksi stunting lebih awal.
Penelitian menunjukkan bahwa stunting yang terjadi pada masa balita biasanya sulit untuk diperbaiki secara optimal setelah anak berusia lebih dari dua tahun.
Pertumbuhan tulang yang terlambat akibat stunting memiliki batas tertentu, sehingga tinggi badan biasanya tidak akan mencapai potensi maksimal jika stunting sudah terjadi.
Namun, kondisi ini dapat diminimalkan dengan intervensi yang intensif sebelum masa pubertas berakhir.
Meskipun tinggi badan akibat stunting mungkin sulit diubah secara drastis, perhatian pada perkembangan kognitif, kesehatan, dan kualitas hidup anak masih bisa dilakukan.
Dengan dukungan nutrisi yang baik dan stimulasi mental, anak yang stunting dapat memiliki potensi untuk berprestasi dan hidup sehat seperti anak lainnya.
Karena dampaknya yang signifikan dan sulit diatasi, pencegahan stunting menjadi fokus utama.
Berikut beberapa langkah pencegahan stunting:
Asupan gizi ibu yang memadai selama hamil dan menyusui.
ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan pemberian MPASI yang bergizi.
Baca Juga: Apakah Pemeriksaan Anak Stunting Ditanggung BPJS Kesehatan dan Bagaimana Langkahnya?
Pencegahan dan penanganan infeksi pada anak secara cepat dan tepat.
Lingkungan yang sehat dan sanitasi yang baik untuk menghindari penyakit.
Stunting yang menyebabkan tubuh pendek sulit diatasi sepenuhnya, tetapi masih bisa diminimalkan dengan memenuhi kebutuhan nutrisi dan stimulasi perkembangan anak.
Intervensi sejak dini sangat penting, namun langkah paling efektif adalah melakukan pencegahan sejak masa kehamilan hingga usia dua tahun.
Dengan perhatian khusus, anak yang stunting tetap dapat tumbuh sehat dan memiliki kualitas hidup yang baik.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR