Mereka mungkin menjadi lebih tertutup atau justru berperilaku agresif sebagai cara melampiaskan perasaan negatif yang tidak terucapkan.
Perselingkuhan juga dapat merusak hubungan anak dengan orangtua yang berselingkuh. Rasa kecewa atau marah yang timbul bisa membuat anak sulit untuk menghormati atau mempercayai orangtua tersebut.
Pada akhirnya, ini bisa menyebabkan jarak emosional antara anak dan orangtua, bahkan hingga dewasa.
Orangtua yang berselingkuh mungkin juga merasa bersalah dan menarik diri, menghindari interaksi dengan anak karena khawatir akan dihakimi atau dipermalukan.
Akibatnya, hubungan yang seharusnya penuh dukungan dan kasih sayang menjadi renggang dan tidak sehat.
Anak yang terjebak dalam konflik perselingkuhan sering kali mengalami konflik loyalitas. Ia merasa harus memilih salah satu orangtua untuk didukung atau berpihak, yang bisa sangat membingungkan dan membebani emosi.
Anak mungkin merasa bersalah jika mendukung salah satu pihak, sementara di sisi lain ia juga takut kehilangan perhatian dari orangtua yang lain.
Situasi ini dapat menyebabkan tekanan mental yang tinggi pada anak, karena ia merasa bertanggung jawab atas keharmonisan keluarganya.
Konflik loyalitas seperti ini bisa menghambat perkembangan psikologis anak, mengganggu rasa percaya dirinya, serta memengaruhi kemampuannya dalam membangun hubungan sosial yang sehat.
Dampak jangka panjang dari melihat perselingkuhan orangtua dapat memengaruhi kemampuan sosial anak, seperti kesulitan membangun hubungan yang sehat dan stabil.
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh konflik mungkin kesulitan memahami konsep cinta dan komitmen.
Baca Juga: Baim Wong Ketawa Lihat Klarifikasi Paula Selingkuh, 'Silakan Ngomong'
Mereka bisa menjadi cenderung untuk menutup diri atau malah terlibat dalam hubungan yang tidak sehat, mengikuti pola yang mereka saksikan di rumah.
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR