Asupan gizi saja tidak cukup; anak juga perlu dukungan psikologis dan stimulasi yang cukup dari orang tua.
Anak yang kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang, dan stimulasi yang baik dari orang tua berisiko mengalami gangguan perkembangan, termasuk stunting.
Kurangnya perhatian pada aspek ini bisa memperlambat perkembangan otak dan mental anak.
Kebiasaan makan keluarga sangat memengaruhi pola makan anak.
Orang tua yang cenderung mengonsumsi makanan cepat saji, makanan tinggi gula, dan minim sayuran secara tidak langsung mencontohkan pola makan yang tidak sehat.
Anak yang tidak terbiasa mengonsumsi makanan bergizi dari keluarga akan lebih rentan kekurangan nutrisi, yang pada akhirnya bisa meningkatkan risiko stunting.
Untuk mencegah stunting, ada beberapa perilaku positif yang bisa diterapkan orang tua:
Meningkatkan Pengetahuan tentang Gizi: Edukasi mengenai gizi seimbang dan asupan yang tepat selama kehamilan dan pertumbuhan anak sangat penting.
Memastikan Pemberian ASI Eksklusif: Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan kemudian MPASI yang seimbang.
Menjaga Kebersihan dan Sanitasi: Pastikan lingkungan tempat tinggal bersih untuk menghindari risiko infeksi.
Mengoptimalkan Pemantauan Kesehatan Anak: Bawa anak ke posyandu atau puskesmas secara rutin untuk memantau pertumbuhan dan perkembangannya.
Memberikan Stimulasi Psikologis yang Cukup: Berikan perhatian, kasih sayang, dan stimulasi yang tepat pada anak agar perkembangan otaknya optimal.
Baca Juga: Apa Saja Pengawasan Posyandu Terhadap Anak Stunting yang Ada di Lingkungan?
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR