Langkah pertama adalah mendengarkan alasan anak. Mengapa mereka merasa uang sakunya kurang?
Apakah ada kebutuhan khusus yang mendesak, atau mereka hanya menginginkan uang tambahan untuk hal-hal yang tidak terlalu penting?
Dengan mendengarkan anak secara terbuka, Dads menunjukkan bahwa Dads menghargai perasaannya dan siap berdiskusi.
Tips: Beri mereka kesempatan untuk berbicara tanpa menghakimi. Ini dapat membantu anak lebih jujur tentang alasan protesnya dan membuat mereka lebih terbuka dalam berdiskusi.
Setelah mendengarkan alasan anak, jelaskan kembali kepada mereka bahwa uang saku memiliki fungsi yang spesifik.
Uang saku biasanya diberikan sebagai sarana latihan bagi anak untuk mengelola pengeluaran. Dengan batasan tertentu, anak dapat belajar tentang prioritas keuangan dan bagaimana membedakan kebutuhan dari keinginan.
Tips: Gunakan bahasa yang sederhana, seperti "Uang saku diberikan agar kamu bisa belajar mengelola uang. Kalau kamu habiskan semua untuk hal yang tidak penting, nanti bisa habis sebelum waktunya."
Jika anak selalu merasa uang saku yang diberikan kurang, cobalah untuk bersama-sama membuat anggaran sederhana.
Dengan anggaran, anak bisa memetakan apa saja yang harus mereka beli dan berapa biaya yang harus dikeluarkan.
Cara membuat anggaran sederhana: Catat semua kebutuhan harian atau mingguan anak, seperti jajan, biaya transportasi, atau kegiatan sekolah.
Setelah itu, kalkulasikan totalnya dan lihat apakah uang saku yang diberikan cukup.
Wicked Siap Menghiasi Layar Lebar Indonesia, Sebuah Adaptasi Sinematik dari Kisah Ikonik The Wizard of Oz
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR