Nakita.id - Masa menyusui adalah periode yang sangat penting bagi ibu dan bayi.
Pada masa ini, ibu perlu memperhatikan pola makan, gaya hidup, dan obat-obatan yang dikonsumsi, karena apa yang diminum atau dimakan ibu dapat memengaruhi ASI dan kesehatan bayi.
Mengonsumsi obat secara sembarangan selama menyusui bisa berisiko menimbulkan efek samping pada bayi.
Berikut adalah beberapa bahaya yang dapat terjadi jika ibu menyusui minum obat tanpa konsultasi dengan tenaga medis, mengutip dari NHS.
Sebagian besar obat yang diminum oleh ibu akan masuk ke aliran darah dan sebagian kecil dapat terserap ke dalam ASI.
Hal ini berarti bahwa zat aktif dalam obat tersebut bisa masuk ke dalam tubuh bayi melalui ASI.
Bayi yang sistem organnya masih berkembang, terutama hati dan ginjal, bisa kesulitan memproses zat-zat asing yang terdapat dalam ASI tersebut.
Beberapa obat dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada bayi, seperti diare, muntah, atau kolik.
Gangguan ini muncul karena bayi belum memiliki sistem pencernaan yang matang dan sensitif terhadap zat-zat kimia tertentu.
Akibatnya, bayi bisa merasa tidak nyaman dan rewel.
Beberapa jenis obat yang diminum sembarangan bisa berisiko menghambat perkembangan bayi.
Baca Juga: Masih Sering Dilakukan Orang Tua, Ini Dampak Sering Memberi Pantangan pada Ibu Menyusui
Misalnya, obat-obatan tertentu yang bersifat sedatif atau antidepresan bisa membuat bayi menjadi lebih lemas, mengantuk berlebihan, atau kurang responsif.
Hal ini dapat mengganggu perkembangan fisik dan kognitif bayi dalam jangka panjang.
Obat yang dikonsumsi ibu juga dapat meningkatkan risiko alergi pada bayi, terutama jika bayi sensitif terhadap bahan kimia dalam obat tertentu.
Alergi ini dapat menyebabkan gejala seperti ruam kulit, gatal-gatal, atau sesak napas.
Jika bayi menunjukkan tanda-tanda alergi setelah ibu mengonsumsi obat, segera konsultasikan ke dokter.
Beberapa obat tertentu, seperti antihistamin, dapat memengaruhi produksi ASI.
Antihistamin sering digunakan untuk mengatasi alergi, namun efek sampingnya adalah mengurangi produksi ASI yang penting bagi nutrisi bayi.
Jika produksi ASI menurun, bayi mungkin tidak mendapatkan cukup nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya.
Dalam kasus yang lebih serius, minum obat sembarangan saat menyusui bisa menyebabkan keracunan pada bayi.
Beberapa jenis obat memiliki efek toksik bagi bayi, meskipun dalam dosis kecil.
Gejala keracunan pada bayi bisa berupa kulit pucat, muntah, napas cepat, atau kejang. Keracunan obat ini bisa sangat berbahaya dan memerlukan penanganan medis segera.
Baca Juga: Bahaya Main HP saat Menyusui, Termasuk Ganggu Pola Tidur Bayi
Untuk menghindari bahaya minum obat sembarangan, ibu menyusui perlu berhati-hati dan mengikuti tips berikut:
Sebelum mengonsumsi obat apapun, selalu konsultasikan dengan dokter agar mendapatkan rekomendasi yang aman dan dosis yang tepat.
Tanyakan kepada dokter mengenai obat yang sudah terbukti aman untuk ibu menyusui atau yang memiliki risiko minimal terhadap bayi.
Jika memungkinkan, minumlah obat setelah menyusui untuk mengurangi kemungkinan obat terserap dalam jumlah banyak ke ASI.
Meskipun herbal dianggap alami, beberapa jenis herbal bisa memiliki efek samping atau berinteraksi dengan obat-obatan lainnya, sehingga tetap perlu dikonsultasikan.
Jika bayi menunjukkan gejala seperti lemas, muntah, atau ruam kulit setelah ibu mengonsumsi obat, segera hubungi dokter.
Beberapa jenis obat yang perlu diwaspadai oleh ibu menyusui antara lain:
Antibiotik Tertentu – Beberapa antibiotik bisa menyebabkan diare atau alergi pada bayi.
Antidepresan – Sebagian antidepresan bisa memengaruhi perilaku atau respons bayi.
Obat Anti-Alergi – Obat antihistamin bisa mengurangi produksi ASI dan menyebabkan bayi mengantuk berlebihan.
Penghilang Nyeri Kuat – Penggunaan obat penghilang nyeri yang kuat harus diperhatikan karena bisa menyebabkan efek sedatif pada bayi.
Baca Juga: Mood Dapat Berpengaruh pada Tingkat Produksi ASI, Ini Cara Menjaga Mood yang Tepat
BERITA POPULER: Ditemukan 2 Halaman Surat Saat Song Jae Rim Meninggal Dunia hingga Revand Narya Digugat Cerai karena Silent Treatment
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR