Sebagai publik figur, Shireen memilih untuk tampil lebih religius, dan itu adalah pilihannya yang kini harus dihormati.
Netizen diharapkan lebih memahami bahwa artis pun berhak atas masa lalu yang mungkin berbeda dari kehidupan mereka sekarang.
Apa yang terjadi di masa lalu, termasuk dalam hal ini penampilan Shireen tanpa hijab, adalah bagian dari proses dan perjalanan hidupnya yang patut diapresiasi tanpa dijadikan sorotan negatif.
Penayangan ulang Cinta Fitri membawa dua hal yang kontras bagi publik.
Di satu sisi, ada kegembiraan bernostalgia dengan sinetron yang ikonik ini.
Namun, di sisi lain, perubahan penampilan Shireen Sungkar sebagai pemeran utama menarik perhatian masyarakat terkait keputusannya berhijrah.
Meski sempat dipertanyakan, Shireen memberikan klarifikasi yang jelas dan terbuka tentang kontrak yang sudah di luar kuasanya.
Pada akhirnya, Cinta Fitri tetap menjadi sinetron yang mengingatkan publik akan kisah-kisah cinta sederhana namun sarat makna.
Sinetron ini tidak hanya menghadirkan nostalgia, tetapi juga pelajaran bahwa perjalanan spiritual dan perubahan hidup setiap orang perlu dihargai.
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR