Nakita.id - Mencegah anak jadi tukang bully di sekolah bisa dilakukan dengan menerapkan pola asuh yang tepat di rumah.
Bullying adalah salah satu masalah sosial yang sering terjadi di sekolah, dan pelakunya tidak jarang berasal dari keluarga yang kurang memberikan perhatian pada pola asuh anak.
Bukan berarti orang tua tidak peduli, tetapi kadang pola pengasuhan yang diterapkan secara tidak sadar mendorong anak untuk bersikap kasar atau mendominasi teman-temannya.
Untuk mencegah anak menjadi pelaku bullying, penting bagi orang tua untuk menerapkan pendekatan yang tepat dalam mendidik anak.
Berikut adalah cara-cara yang bisa dilakukan agar anak tumbuh menjadi individu yang menghargai orang lain dan tidak terjebak dalam perilaku buruk seperti bullying.
Empati adalah kunci agar anak memahami perasaan orang lain dan tidak ingin menyakiti mereka.
Orang tua bisa mulai dengan membantu anak mengenali perasaan mereka sendiri, lalu mengajarkan bagaimana memahami emosi orang lain.
Berikut beberapa cara melatih empati:
- Ajak berdiskusi tentang perasaan: Setelah menonton film atau membaca buku, tanyakan pada anak, “Bagaimana perasaan tokoh ini?” atau “Apa yang seharusnya dilakukan agar tidak menyakiti orang lain?”
- Dorong anak untuk berbagi: Libatkan anak dalam aktivitas sosial seperti menyumbang kepada yang membutuhkan atau membantu teman yang kesulitan.
- Contohkan empati dalam keseharian: Perlihatkan bagaimana Anda memperlakukan orang lain dengan hormat dan kepedulian, karena anak belajar banyak dari apa yang mereka lihat.
Baca Juga: Viral Bullying Anak SMA di Surabaya, Bagaimana Seharusnya Orangtua Bersikap?
Anak yang tidak tahu cara mengelola emosi cenderung melampiaskan perasaan mereka dengan cara yang salah, termasuk membully teman.
Ajarkan mereka bagaimana mengidentifikasi emosi dan menyalurkannya dengan cara yang sehat.
Beberapa langkah yang dapat diterapkan:
- Berikan waktu untuk menenangkan diri: Ketika anak marah, ajarkan mereka untuk menarik napas dalam-dalam dan menjauh dari situasi yang memicu emosi.
- Bicarakan perasaan mereka: Ajak anak untuk menceritakan apa yang membuat mereka marah atau kesal, lalu bantu mereka menemukan solusi.
- Puji saat mereka berhasil mengendalikan diri: Berikan apresiasi ketika anak menunjukkan kemampuan mengelola emosi dengan baik.
Disiplin adalah bagian penting dari pola asuh, tetapi metode yang digunakan harus membangun, bukan merusak.
Hindari menggunakan hukuman fisik atau verbal yang keras karena ini dapat memberi contoh negatif kepada anak.
Sebaliknya, terapkan pendekatan disiplin yang positif:
- Gunakan dialog: Jelaskan pada anak mengapa perilaku tertentu tidak boleh dilakukan dan dampaknya pada orang lain.
- Berikan konsekuensi logis: Misalnya, jika anak merusak barang milik temannya, ajarkan untuk menggantinya atau meminta maaf dengan tulus.
Baca Juga: Anak Daus Mini Jadi Korban Bully, Sang Artis Tanggapi dengan Candaan
- Tetapkan aturan yang jelas: Anak perlu tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, sehingga mereka memahami batasan perilaku.
Anak yang tumbuh dalam lingkungan negatif, baik di rumah maupun di sekolah, lebih rentan terpengaruh menjadi pelaku bullying.
Pastikan anak dikelilingi oleh teman-teman dan role model yang memiliki nilai-nilai positif.
Langkah yang bisa dilakukan:
- Kenali lingkaran pertemanan anak: Amati bagaimana anak berinteraksi dengan teman-temannya dan apakah ada tanda-tanda perilaku negatif yang mereka tiru.
- Bimbing mereka memilih teman: Berikan pemahaman tentang pentingnya berteman dengan orang-orang yang menghargai satu sama lain.
- Ciptakan lingkungan keluarga yang harmonis: Anak yang tumbuh dalam rumah yang penuh kasih sayang dan minim konflik cenderung memiliki kontrol emosi yang baik.
Penting bagi anak untuk memahami apa itu bullying dan mengapa perilaku tersebut salah.
Orang tua dapat memanfaatkan berbagai situasi untuk mendiskusikan topik ini, misalnya melalui cerita, berita, atau pengalaman di sekolah.
Beberapa pertanyaan yang bisa diajukan:
“Bagaimana perasaanmu jika ada orang yang memperlakukanmu dengan tidak baik?”
Baca Juga: Fakta Baru Kasus dr Aulia Risma, Sang Ibu Sudah Sering Melapor ke Undip Sejak 2022
“Apa yang akan kamu lakukan jika melihat temanmu dibully?”
“Menurutmu, bagaimana cara menghentikan bullying di sekolah?”
Melalui diskusi ini, anak akan lebih sadar akan pentingnya menghormati orang lain dan menjauhkan diri dari perilaku bullying.
Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR