Nakita.id - Istilah “kejar setoran” kerap digunakan untuk menggambarkan pasangan suami istri yang ingin segera memiliki anak lagi setelah kelahiran anak pertama.
Beberapa pasangan beralasan ingin “sekalian capek” mengurus beberapa balita sekaligus, sementara lainnya percaya bahwa “banyak anak banyak rezeki.”
Namun, di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya perencanaan keluarga, mengatur jarak kelahiran menjadi langkah yang sangat penting untuk menjaga kesehatan ibu dan anak serta kesejahteraan keluarga.
Penelitian menunjukkan bahwa jarak kelahiran ideal antara anak pertama dan berikutnya adalah 2–4 tahun.
Interval ini memberikan waktu bagi ibu untuk memulihkan kesehatan pasca melahirkan, memberikan perhatian maksimal kepada anak pertama, serta memastikan stabilitas psikologis dan kesejahteraan keluarga.
Sebaliknya, jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menimbulkan berbagai risiko. Ibu lebih rentan mengalami anemia, preeklamsia, dan eklamsia, sementara bayi yang dilahirkan memiliki risiko keguguran, kelahiran prematur, atau pertumbuhan yang terhambat.
Semua risiko ini, jika tidak ditangani dengan tepat, dapat berujung pada komplikasi serius.
Dampak Jarak Kelahiran Terlalu Dekat
Dampak jarak kelahiran yang terlalu dekat tidak hanya terbatas pada kesehatan ibu dan bayi, tetapi juga pada hubungan antar anggota keluarga.
Anak pertama sering kali merasa kurang diperhatikan karena orang tua harus membagi perhatian untuk merawat bayi yang baru lahir.
Hal ini dapat memicu kecemburuan dan pertikaian antar saudara yang dikenal sebagai sibling rivalry
Baca Juga: Mengapa Makanan Bisa Mempengaruhi Kelahiran Stunting?
Lebih jauh lagi, penelitian menunjukkan bahwa anak dengan jarak usia terlalu dekat cenderung lebih sering menonton televisi pada usia dini, yang dapat memengaruhi perkembangan minat belajar dan kebiasaan membaca mereka.
Mengatur jarak kelahiran dapat dilakukan melalui berbagai cara, baik secara alami maupun dengan bantuan medis.
Salah satu metode alami yang sering disarankan adalah pemberian ASI eksklusif. Selain memberikan manfaat kesehatan bagi bayi, menyusui juga memiliki efek kontraseptif karena hormon prolaktin yang dihasilkan selama menyusui dapat menekan kesuburan.
Pasangan yang ingin merencanakan jarak kelahiran juga dapat menggunakan alat kontrasepsi.
Metode kontrasepsi ini bervariasi, mulai dari metode sederhana seperti kalender hingga kontrasepsi modern yang membutuhkan intervensi medis, seperti pil KB, susuk KB, atau IUD.
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan untuk menentukan pilihan terbaik sesuai kebutuhan dan kondisi kesehatan pasangan.
Mengatur jarak kelahiran bukan hanya tentang perencanaan jumlah anak, tetapi juga tentang memastikan kesehatan dan kebahagiaan setiap anggota keluarga.
Dengan perencanaan yang baik, Moms dapat menciptakan keluarga yang lebih harmonis, memberikan perhatian maksimal kepada setiap anak, serta mendukung tumbuh kembang mereka secara optimal.
Pastikan untuk berkonsultasi dengan ahli guna mendapatkan panduan yang tepat sesuai kebutuhan keluarga.
Baca Juga: Apakah Akta Lahir Bisa Dibuat Lagi? Coba Cek Biaya dan Durasi Buatnya
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR