Nakita.id - Batita Mama begitu ramah dan cepat akrab dengan orang? Ini salah satu tanda ia memiliki kemampuan beradaptasi yang baik. Kemampuan ini merupakan modal penting dalam hidup karena sifat “lentur” itu akan membuat si kecil mudah/nyaman berada di mana pun.
Di sisi lain, kemampuan kontrol diri batita yang masih lemah memberi konsekuensi yang perlu diwaspadai. Ya, sebab anak batita memiliki keterbatasan kognitif sehingga mudah “diakali” oleh orang dewasa. Selain itu, anak yang mudah beradaptasi cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga terkadang tanpa disadari, saking bersemangatnya, ia sudah berlarian ke tempat lain ketika menemukan hal/orang baru.
Oleh karena itu, jangan sepenuhnya melepas batita bersosialisasi, tetapi awasi dari kejauhan, sehingga bila terjadi sesuatu dapat cepat diketahui. Dengan cara ini, selain si batita tetap dapat mengembangkan keterampilan bersosialisasinya, juga “aman’’.
Hal lain yang perlu dilakukan adalah memberi pengertian pada si kecil. Tegaskan, yang boleh mengajaknya pergi hanya Mama-Papa, pengasuh atau kakak (atau orang lain yang memang dikenalnya), dan sebutkan nama-namanya. “Dek, selain Papa, Mama, si Mbak dan Kakak, yang boleh mengajak Adek pergi cuma Tante Tami, Om Adil, dan Tante Yuli, ya.” Sampaikan, selain dengan mereka, ia tidak boleh ikut meskipun ditawari kue/permen/mainan oleh orang lain tanpa setahu ayah-ibu.
Pemahaman ini perlu dilakukan secara terus-menerus sehingga si kecil terbiasa untuk berpamitan atau bertanya kepada orangtuanya bila akan bepergian. Agar penyampaian pesan lebih mengena, ayah-ibu juga bisa memanfaatkan dongeng/cerita dengan mengangkat tema yang sesuai. Umumnya, anak akan lebih mudah mencerna pesan yang disampaikan melalui aktivitas mendongeng karena suasananya lebih menyenangkan.
Sesungguhnya, kemampuan beradaptasi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu temperamen dan pola asuh. Batita yang bertemperamen mudah (easy child) tidak akan menemukan kesulitan ketika beradaptasi dengan orang asing. Sebaliknya, anak yang bertemperamen lamban (slow to warm up) atau sulit (difficult child) memerlukan waktu lebih lama untuk berteman dengan orang baru atau mempelajari situasi baru.
Kemampuan beradaptasi ini bisa dilihat sejak bayi. Meski bayi hanya memiliki kemampuan berkomunikasi berupa tangisan, tapi sebenarnya sudah melakukan pengamatan terhadap orang-orang yang mendekat kepadanya. Contoh, saat ada orang asing yang mendekati dan tidak dikenalnya, bayi akan menangis. Tangisan itu akan berhenti ketika ia bertemu atau digendong oleh ibunya atau orang terdekatnya. Namun, ada pula bayi yang tampak tenang ketika didekati siapa saja.
Dalam hal pola asuh, jika orangtua banyak melarang anak (jangan begitu, jangan begini; tak boleh berbuat ini, tak boleh berbuat itu) akan membuat anak cenderung tidak aktif serta selalu takut memasuki lingkungan baru/bertemu orang baru karena mereka kurang memiliki keberanian dan pengalaman. Sebaliknya, orangtua yang banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi, akan lebih mendorong anak untuk bertemu banyak orang sehingga selain ia jadi memiliki kemampuan beradaptasi yang lebih baik, konsep dirinya pun lebih positif.
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR