Beruntungnya, baik Rizky maupun Ahwani biaya pengobatannya di-cover BPJS Kesehatan. Bisa dibayangkan bagaimana sulitnya orangtua mereka apabila harus membiayai sendiri, karena setiap kali cuci darah setidaknya membutuhkan biaya Rp 800.000.
Pola Makan Salah
Dokter spesialis ginjal anak di RSUD Dr Soetomo, dr Ninik Soemyarso SpAK mengakui ada peningkatan jumlah pasien cuci darah dari kelompok anak-anak.
"Sejak 5 tahun terakhir, jumlah pasien anak yang cuci darah meningkat. Sebelumnya, dalam setahun hanya ada 3-4 pasien, sekarang 5-10 pasien anak," kata dr Ninik.
Dalam dua bulan terakhir ini sudah ada empat pasien anak yang menjalani cuci darah di RSUD Dr Soetomo. Rata-rata mereka berusia 10-12 tahun. Mereka terkena penyakit ginjal kronik memasuki stadium 5.
Penyebab meningkatnya jumlah pasien anak gagal ginjal, menurut Ninik, selain kini BPJS Kesehatan sudah meng-cover cuci darah, juga pola makan yang salah. Sekarang banyak jajanan anak yang menggunakan bahan pengawet dan pewarna buatan.
Makanan tidak sehat itu berbahaya kalau dikonsumsi anak-anak secara terus-menerus.
Misalnya, makanan yang banyak mengandung kalsium. Anak-anak yang sering mengonsumi makanan seperti itu bisa terkena batu ginjal. Batu yang terus membesar itu bisa merusak fungsi ginjal.
"Saya tidak mau bicara banyak soal makanan. Karena bidang saya hanya ginjal anak. Memang pola makan yang salah bisa menyebabkan penyakit ginjal. Tetapi, jenis makanannya seperti apa, saya tidak bisa menjelaskan secara detail," ujarnya.
Sumber dan foto: Tribunnews.com
KOMENTAR