Tabloid-Nakita.com - Banyak orang mengalami maloklusi gigi, atau susunan gigi atas dan bawah yang tidak normal, yang menyebabkan gigi tampak berantakan. Gigi menjadi cameh, gingsul, tonggos, berantakan, atau renggang, sehingga mengganggu penampilan.
Namun, maloklusi bisa diatasi dengan melakukan perawatan, bahkan pencegahan sejak dini. Perawatan yang diberikan umumnya berupa pemasangan kawat gigi. Untuk memakai kawat gigi, pasien harus berkonsultasi lebih dulu dengan dokter. Karena, pemakaian kawat gigi harus berdasarkan analisa mendalam mengenai kondisi gigi, sehingga perawatan dapat dilakukan sampai selesai dan menjadi oklusi yang baik atau normal.
Lalu apa saja yang harus dilakukan sebelum memakai kawat gigi? Berikut penjelasan dari Drg. Dwi Anie Lestari, SpOrt, saat saat talkshow "Formula Orthodontic: Gigi Indah, Rapi dan Tetap Sehat" di Balai Kartini, Jakarta, Senin (14/12) lalu:
* Konsultasi dengan dokter gigi spesialis ortodonti (SpOrt). Yang disebut spesialis ortodonti haruslah dokter gigi yang sudah mengikuti pendidikan formal selama 4 tahun di universitas yang diakui pemerintah (UI, Unair, Unpad, UGM, dan USU), serta telah menjadi anggota IKORTI (Ikatan Ortodontis Indonesia).
* Saat pertama bertemu pasien, dokter akan melakukan anamnesa atau tanya jawab. "Cukup banyak pertanyaan yang akan disampaikan, karena tidak begitu mudahnya memasang kawat gigi. Misalnya, kenapa mau pasang. Apakah pernah ada masalah seperti kebiasaan mengisap ibu jari, bernafas melalui mulut, dan lain-lain, itu bisa jadi bahan pertimbangan," kata Anie.
* Pemeriksaan klinis. Apakah penampilan fitur wajah dari kanan dan kiri berbeda? Bagaimana bentuk hidungnya? Bagaimana fitur wajahnya ketika tersenyum?
* Dokumentasi foto. Dokter akan mendokumentasikan gigi secara detail, untuk melihat apakah ada gigi yang berlubang, busuk, gusinya merah, gampang berdarah, mengalami pembengkakan, sariawan, dan lain sebagainya.
"Seringkali ada pasien yang memakai kawat gigi tapi giginya banyak yang berlubang. Ini suatu kekurangan yang seharusnya diperiksa lebih dulu," papar pengurus IKORTI Komda Jaya ini.
* Pemeriksaan radiografis (panoramic dan cephalometri). Panoramics adalah proses foto semua gigi, sehingga gigi yang belum tumbuh pun akan terlihat (termasuk gigi tetap ketika dewasa). Sebab, kadang-kadang ada gigi tetap yang msh terbenam. Foto panoramics akan mampu menunjukkan keadaan ekstrim pada gigi.
Sedangkan cephalometri adalah foto yang menampakkan tulang rahang atas dan bawah. Setelah itu dilakukan pencetakan model studi gigi, lalu dicor sehingga menjadi model studi untuk diagnosa dan menentukan perawatan yang harus dilakukan.
Menurut Anie, "Seluruh tahapan ini harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa bahwa gigi kita memang oklusi atau sudah bagus. Oklusinya tipe dental atau skeletal, atau sudah kena tulang atau giginya saja."
Selain itu, juga untuk menentukan jenis perawatan. Jika kondisi ini sudah dimengerti dan disepakati pasien, barulah dilakukan perawatan. Pasien akan diminta menandatangani surat kesepakatn bahwa dokter akan melakukan tindakan tertentu, dan pasien harus konsekuen dengan keputusannya.
Sekali lagi, banyak yang harus dilakukan sebelum memakai kawat gigi, karena kawat gigi bukan sekadar untuk gaya-gayaan. (Dini)
KOMENTAR