Tabloid-Nakita.com - Banyak pasangan yang kesulitan mempunyai anak. Pihak pria seringkali merasa "perkasa" saat berhubungan seks, karena merasa bisa bertahan lama. Sedangkan pihak wanita pun ketika diperiksa juga dinyatakan sehat-sehat saja. Dan jika hanya butuh satu sperma dan satu sel telur agar terjadi pembuahan, mengapa kehamilan tidak juga terjadi?
Nah, coba kita lihat dari sisi jumlah sperma. Berapa jumlah sperma yang dibutuhkan agar bisa hamil? Bagaimana bentuk dan gerakan sperma yang dianggap normal?
Menurut Dr. M. Taufik Ch., SpOG, dokter kandungan dan kebidanan di RS Putera Dalima, Bumi Serpong Damai, normalnya sekali keluar laki-laki menghasilkan sekitar 100 juta sampai 200 juta ekor sperma (biasanya dikeluarkan tiap tiga hari). Laki-laki masih dianggap normal jika memiliki di atas 60 juta sperma sekali keluar (normo spermia), di dalam cairan pelarut sperma (semen), yang normalnya antara 2-6 ml sekali keluar.
Jika pria hanya menghasilkan 20-40 juta sperma sekali keluar, hal ini dianggap sebagai hypo-spermia (sperma kurang). Kemudian yang hanya menghasilkan di bawah 20 juta sperma sekali keluar dianggap oligo-spermia (sperma amat sedikit).
Jika diingat bahwa sperma yang membuahi sel telur hanya satu ekor, maka fungsi 40 juta sperma lainnya adalah sebagai potensiasi untuk sperma yang lain. Potensiasi pun menjadi relatif gagal jika sperma berjumlah kurang dari 20 juta ekor sekali keluar.
Tetapi, tambah dr. Taufik, jumlah sperma yang cukup belum dapat dikatakan sperma normal. Karena, sperma yang keluar umumnya memiliki sifat gerakan yang berbeda-beda. Ada yang gerakannya lurus dan cepat, ada yang lurus namun lambat, ada yang bergerak-gerak atau berputar-putar di tempat, dan ada pula yang tidak bergerak.
Sperma yang bergerak lurus minimal harus berjumlah 50 persen dari total sperma yang dikeluarkan. Sedangkan sperma dengan gerakan lurus dan cepat harus lebih dari 25 persen total sperma yang dikeluarkan. Jika kurang dari itu, disebut astheno-spermia (sperma tidak bertenaga alias lemas). Sisanya, sperma yang hanya bergerak di tempat dan yang tidak bergerak, tidak dapat diharapkan untuk menghasilkan pembuahan.
Selain itu, morfologi (bentuk) sperma yang normal harus di atas 60-70 persen. Kurang dari itu, sperma disebut teratospermia (sperma-sperma cacat).
Jadi, jumlah sperma yang dibutuhkan agar bisa hamil harus mencapai sedikitnya 60 juta ekor, dengan bentuk dan gerakan yang juga harus memenuhi syarat.
GIV Gelar Kompetisi 'The Beauty of GIVing' Guna Dukung Perjalanan Inspiratif Womenpreneur Indonesia
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini |
KOMENTAR