Tabloid-Nakita.com - Selain keputihan, vagina kering juga merupakan salah satu masalah seks yang banyak dialami oleh wanita. Biasanya vagina kering adalah gejala dari menopause. Sayangnya, banyak wanita muda yang juga mengalami kondisi tersebut. Lalu, apa penyebab vagina kering?
1. Stres
Stres sangatlah berpengaruh dengan tubuh dan menjadi penyebab banyaknya masalah pada kesehatan tubuh, termasuk vagina kering. Meski tidak membunuh libido, tapi perasaan cemas dan tertekan bisa menyebabkan seseorang sulit terangsang.
2. Perlu lebih banyak rangsangan
Di adegan film romantis kita akan menyaksikan pasangan yang berciuman mesra lalu beralih ke hubungan seksual dalam waktu 30 detik. Di dunia nyata, kebanyakan wanita membutuhkan waktu lebih lama untuk sesi pemanasan sebelum mereka cukup lubrikasi untuk penetrasi.
3. Baru melahirkan
Melahirkan dan juga menyusui memang dapat berpengaruh pada kehidupan seksual Mama. Misalnya, dapat menurunkan level hormon estrogen yang merupakan salah satu fungsinya adalah untuk menjaga lubrikasi vagina. Akan tetapi, setelah beberapa bulan melahirkan dan siklus menstruasi kembali normal, maka vagina kering pun juga akan berakhir.
4. Mengonsumsi obat flu
Apa hubungannya vagina kering dengan obat flu? Obat flu biasanya mengandung antihistamin yang dapat membuat membran mukus di hidung menjadi kering. Sayangnya, kandungan tersebut memiliki efek samping yang sama pada organ intim atau membuat vagina kering. Memang tak semua wanita mengalaminya, tapi kondisi ini hanya berlangsung sementara. Begitu obatnya dihentikan, vagina bisa kembali lembab.
5. Pil kontrasepsi
Salah satu efek samping dari pil kontrasepsi adalah berkurangnya lubrikasi vagina. Biasanya efek ini akan bertahan selama beberapa bulan. Nah, salah satu cara untuk menyiasatinya hal tersebut adalah dengan menggunakan lubrikan yang berbahan dasar air.
Vagina yang terlalu kering bisa membuat acara bercinta menjadi tidak nyaman bahkan menyebabkan nyeri seperti terbakar. Lagi pula, pelumasan di area ini bisa menjaga kesehatan jaringan dan mencegah infeksi.
National Geographic Indonesia: Dua Dekade Kisah Pelestarian Alam dan Budaya Nusantara
KOMENTAR