Biasanya, ketika perjuangan mendapatkan kehamilan sudah berlangsung cukup lama, mulailah Anda berpikir pasti ada sesuatu yang salah. Kapan Anda boleh cemas soal kesuburan?
Jika itu yang terjadi, jangan segan untuk segera minta dokter kandungan merujuk ke Bagian Endokrinologi Reproduksi. Di sana calon mama dan papa akan menjalani beberapa tes. Jika memang ditemukan masalah fisilogis yang membuat istri tidak bisa hamil maka mulailah untuk mencari jalan alternatif. Di sini biasanya, kita boleh cemas soal kesuburan. Namun, jika hasil tes istri dan suami normal maka Anda tenang saja.
SUAMI ISTRI BISA SAMA-SAMA TIDAK SUBUR
Memang perempuan cenderung menyalahkan diri sendiri jika disinggung masalah kesuburan. Tapi faktanya, sekitar 35-40% dari kasus infertilitas ditemukan pada pria, dan 35-40% ditemukan pada perempuan. Sisanya masuk ke area abu-abu alias disebabkan oleh faktor ganda. Satu-satunya cara untuk tahu penyebab pastinya adalah dengan berkunjung ke Bagian Endokrinologi Reproduksi agar Anda bersama suami bisa menjalani tes.
Selain itu ternyata ada tanda-tanda peringatan yang bisa membantu menerka perihal kesuburan Anda dan pasangan, tanpa perlu berkunjung ke dokter.
MASALAH UMUM INFERTILITAS PRIA
Apabila sumber masalah terletak pada si pria, pemicu paling umum terjadi adalah masalah sperma (sperm disorder), seperti jumlah sperma yang rendah (kurang dari 20-15 juta sel sperma dalam 1 ml cairan sperma/semen), motilitas (kelincahan dan daya gerak) sperma rendah, atau berkurangnya produksi sperma. Sebagian besar dari masalah ini bisa dipicu oleh beberapa faktor berikut:
Umur
Jumlah sperma pasangan mungkin tidak berkurang, tapi spermanya mulai kehilanggan motilitas di sekitar umur 40. Kurangnya kelincahan sperma akan berimbas pada kemampuannya masuk ke saluran indung telur untuk melakukan pembuahan nantinya.
Masalah sistem imun
Kondisi daya tahan tubuh yang rendah bisa berpengaruh pada motilitas dan kemampuan sperma untuk masuk ke dalam indung telur. Dengan kata lain, sistem imun yang buruk berdampak buruk pada fertilitas pria.
Masalah berat badan
Bobot tubuh pria yang terlalu berat akan berpengaruh pada kualitas dan jumlah sperma. Semakin gemuk seorang pria, maka semakin sedikit pula volume sperma yang mereka keluarkan saat ejakulasi. Jika bobot tubuh sudah masuk kategori kurang atau kelebihan, boleh saja cemas soal kesuburan. Pria dengan berat badan normal mengeluarkan sperma dengan volume rata-rata 3,3 ml saat ejakulasi, sedangkan pria obesitas rata-rata hanya mengeluarkan 2,8 ml. Plus, kelebihan bobot juga akan mempengaruhi kegesitan sperma masuk dan membuahi telur. Studi tahun 2009 oleh WHO menemukan fungsi testis dan jumlah sperma subur pada pria obesitas lebih rendah ketimbang pria dengan berat badan ideal. Jadi sangatlah penting untuk menjaga berat badan ideal pasangan Anda.
Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit kelamin yang tidak diobati bisa berdampak buruk pada masalah transpotasi sperma ke saluran indung telur, tapi kondisi ini bisa diperbaiki jika ada pengobatan yang tepat dan tuntas.
MASALAH UMUM INFERTILITAS PEREMPUAN
Kalau masalah kesuburan timbul dari pihak perempuan, berikut faktor yang bisa menghambat Anda dalam perjalan mendapatkan buah hati:
Umur
Meski faktor ini tidak langsung menjadi kendala Anda dalam memiliki buah hati, jumlah sel telur akan secara signifikan menurun sekitar umur 30 dan inilah yang menjadi masalahnya. Sebab semakin sedikit sel telur yang tersedia, semakin sedikit pula kesempatan untuk dibuahi dan diproses menjadi embrio.
Usia dianggap sebagai faktor yang wajar jika dikaitkan dengan infertilitas pada perempuan. Di atas usia 40 tahun perempuan memiliki jumlah sel telur yang lebih rendah dan cenderung kurang sehat. Risiko keguguran pun menjadi lebih tinggi pada kehamilan perempuan yang usianya lebih tua. Catatan: Kalau Anda berusia di atas 35 tahun, kunjungilah dokter spesialis saat upaya menjadi hamil selama 6 bulan belum berhasil. Mengapa? Karena masa produktif mulai menurun pada fase usia ini. Dengan mengetahui masalah-masalah yang terjadi pada tubuh lebih awal maka Anda bisa mampu menghemat waktu.
Pelvic Inflammatory Disease (Penyakit Radang Panggul)
PID merupakan infeksi yang menyebabkan 20% dari penderitanya tidak subur, tapi masalah ini bisa diselesaikan dengan perawatan yang tepat.
Adhesi Pelvis
Adhesi pelvis merupakan jaringan parut yang terbentuk usai operasi panggul atau usus buntu. Kondisi ini dapat mengganggu kesuburan perempuan, yaitu ketika adhesi pelvis atau jaringan parut mengubah struktur saluran falopi. Akibatnya, sulit untuk sel telur melakukan perjalanan dari indung telur melalui saluran falopi menuju rahim. Kondisi ini bisa diperbaiki dengan jalan operasi, atau jika tidak terlalu serius, pemijatan pada bagian abdominal juga bisa membantu.
Ovarian Cyst (Kista pada Indung Telur)
Kantung berisi cairan ini kadang bisa tumbuh di indung telur sehingga mencegah telur berkembang dan dilepaskan. Terkadang mereka juga bisa hilang dengan sendirinya, tapi jika tidak tindakan operasi bisa dilakukan untuk meniadakannya.
Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)
PCOS atau kalau di Indonesia dikenal dengan sindrom ovarium polikistik (SOPK) merupakan kondisi yang menyebabkan perempuan kelebihan produksi hormon androgen. Inilah salah satu penyebab utama infertilitas pada perempuan. Sekitar 1 dari 10 perempuan menderita PCOS, dan ini merupakan penyebab ketidaksuburan yang paling umum.
Ketidakseimbangan hormon akibat PCOS picu masalah ovulasi (proses pelepasan sel telur oleh indung telur) dan terganggunya siklus. Kondisi ini sering dikaitkan dengan obesitas dan resistensi insulin. Ciri-ciri dari PCOS meliputi siklus menstrusasi yang tidak teratur, kelebihan rambut di sekitar wajah, jerawat, dan obesitas. Simtom penghambat kesuburan ini bisa ditekan dengan melakukan olahraga secara teratur, penurunan bobot tubuh, dan pengobatan.
Menstruasi yang tidak rutin
Ovulasi yang tidak berkala berkontribusi sekitar 30% dalam menyebabkan masalah ketidaksuburan. Boleh saja Anda cemas soal kesuburan kalau memang ini terjadi. Namun kabar gembiranya, sebagian pasien sukses kembali ke siklus menstruasi normal dengan menjalani pola makan sehat dan olahraga yang teratur, sedangkan yang lain harus meminum obat untuk membantu kondisi ini.(AA)
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
KOMENTAR