Tabloid-Nakita.com - Pada prinsipnya, semua bayi baru lahir akan mengalami kuning. Hanya saja, tidak semua tentang bayi kuning harus mendapatkan perawatan. Zat kuning yang membuat bayi kuning ini namanya bilirubin. Bilirubin dianggap normal kalau terjadi setelah 48 jam, kurang dari 2 minggu, dan kadarnya di bawah 12 mg/dl. Sedangkan yang berat, bila kadarnya lebih dari 20 mg/dl atau timbul tanda-tanda keracunan bilirubin, antara lain kejang.
Sebenarnya ada dua penyebab bayi kuning, yaitu karena hormon atau karena kurang asupan ASI. Kuning karena kurang ASI disebut breastfeeding jaundice. Penanganan dilakukan dengan mengupayakan bayi mau menyusu secara teratur (tidak tidur melulu). Agar bayi mendapat cukup ASI dan produksi ASI ibu bertambah, ibu diminta mengonsumsi cukup cairan, tidak stres, dan cukup istirahat.
Sedangkan kuning karena hormon disebut breastmilk jaundice. Ini terjadi karena pengaruh hormon kehamilan (pregnandio) yang terdapat pada ASI sehingga hati si kecil tidak berfungsi sempurna untuk dapat memecah bilirubin. Akibat kelebihan bilirubin dalam darahnya, bayi tampak kuning. Penanganannnya tentu bukan dengan berhenti menyusui bayi, melainkan justru dengan terus menyusui agar bayi mendapat cukup cairan bergizi dan pengaruh hormon tersebut secara berangsur-angsur hilang.
Untuk membedakan mana bayi kuning karena faktor hormonal atau kurang menyusui, lihatlah berat badannya. Bila berat badan si kecil rendah atau tidak sesuai dengan grafik, berarti asupan ASI yang didapat kurang dan kuningnya disebabkan kekurangan ini. Tentu, untuk lebih meyakinkan lagi diperlukan pemeriksaan darah di laboratorium dan kontrol rutin ke dokter
Untuk mengetahui tentang bayi kuning selengkapnya, baca laporan Topik Utama Tabloid Nakita no. 817 terbit 27 November 2014
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR