TabloidNakita.com - Agar bayi tidak rewel sepeninggal Ibu bekerja dan Ibu dapat konsentrasi bekerja, Ibu perlu melakukan berberapa persiapan. Apa saja itu?
PERSIAPAN UNTUK BAYI
Bayi mesti beradaptasi dengan kondisi baru, jangan sampai ia kaget dan merasa terbuang saat ditinggal ibu bekerja. Lantaran itulah bayi perlu dipersiapkan, antara lain:
1. Biasakan bayi mendapat ASI perah.
Setelah ibu bekerja kembali, otomatis bayi tak bisa lagi sepenuhnya menyusu langsung dari payudara ibu, biasanya hanya pagi sebelum ibu berangkat bekerja dan malam setelah ibu kembali ke rumah. Selebihnya, mau tak mau bayi harus mendapatkan ASI perah. ibu bisa mengatur jadwal pemberiannya, dalam sehari melakukan selang seling antara pemberian ASI lewat puting dan lewat botol bersendok atau dengan cangkir.
Mendekati masa cuti habis, tingkatkan frekuensi pemberian ASI perah dengan membiasakan bayi menerima ASI perah di siang hari sementara malam harinya menetek langsung dari payudara ibu.
Penting diperhatikan, jangan lakukan perubahan tersebut berbarengan dengan perpindahan dari menyusu di dada ibu ke pangkuan pengasuh. Jika bayi harus melakukan dua penyesuaian baru ini sekaligus, akan membuat bayi merasa tak nyaman sehingga proses peralihan bisa terancam gagal lantaran bayi terus rewel. Jadi, lakukan peralihan dari putting ke sendok, baru kemudian beralih dari pangkuan ibu ke pengasuh.
Selain itu, jika ibu bekerja sudah berada di rumah kembali, jangan berikan ASI perah tetapi susui si kecil langsung dari payudara ibu. Selain bermanfaat untuk produksi ASI, juga akan memelihara kedekatan (bonding) antara ibu dan bayi.
2. Belajar ditinggal ibu.
Secara bertahap, saat ibu bekerja mulai melakukan rutinitasnya, cobalah tinggalkan si kecil. Saat itu ibu harus bisa meyakinkan si kecil, ibu akan kembali dan akan bersamanya seusai bepergian. Kondisi ini juga memungkinkan bayi untuk lebih dekat dan berlama-lama dengan orang yang mengasuhnya selama ibu bekerja kelak.
Sebelum pergi, biasakan ucapkan salam “perpisahan” sambil menciumnya. Kalau si kecil menangis, jangan ikut larut dengan menunggunya tenang baru pergi, jangan pula membohonginya dengan pergi secara sembunyi-sembunyi. Perbuatan seperti itu justru tidak mendidik dan si kecil akan lebih sulit untuk ditinggal.
PERSIAPAN IBU BEKERJA
Mempersiapkan diri sendiri menjadi penting karena emosi ibu sangat berpengaruh pada bayi. Jika di kantor ibu resah, gelisah, dan tidak nyaman berpisah dengan si kecil, kemungkinan besar ia akan merasakan hal yang sama di rumah sehingga menjadi rewel. Maka dari itu, ibu perlu melakukan beberapa persiapan, di antaranya:
1. Persiapkan mental untuk meninggalkan bayi. Pupuklah rasa percaya bahwa sang buah hati akan baik-baik saja di rumah.
2. Mulailah belajar memerah dua minggu sebelum cuti berakhir. Ketika bayi tidur dan payudara terasa membengkak, segera perahlah payudara.
3. Jangan khawatir si kecil akan kekurangan ASI. Pada awalnya bayi mungkin akan gelisah karena mendapat ASI perah sehingga ia menyusu dalam jumlah yang lebih sedikit dari biasanya, tapi bayi akan cepat beradaptasi kok. Umumnya pada hari keempat, bayi sudah terbiasa. Seberapa pun ASI perah yang ada, akan diminum. Kalau ditinggali 500 cc akan diminum; begitu juga 300 cc, bahkan 200 cc. Namun ketika ibunya datang, ia akan minum habis-habisan. Jadi, bayi tak akan kekurangan ASI.
4. Siapkan orang yang akan menggantikan peran ibu di rumah selama ibu bekerja. Jika hendak memanfaatkan jasa pengasuh bayi (babysitter), pilihlah yang kompeten dan profesional. Idealnya, sih, sejak kelahiran si kecil, ibu sudah memiliki pengasuh sehingga dapat memerhatikan cara kerja dan sikapnya.
5. Tekankan pada pengasuh soal pemberian ASI eksklusif. Ini berarti bayi tidak boleh mendapatkan susu formula atau makanan apa pun selain ASI selama ibu bekerja. Jalin kerja sama yang baik dengan pengasuh.
KOMENTAR