Nakita.id - Setiap anak belajar bicara pada tingkat yang berbeda-beda, tapi kebanyakan akan mengikuti runtutan waktu yang umum. Apabila buah hati Ibu tidak mengikuti jadwal yang semestinya hingga hitungan minggu, segera konsultasikan kondisi si kecil ke dokter. Jangan-jangan itu tanda anak alami keterlambatan bicara.
Baca: Pola Asuh yang Bikin Anak Terlambat Bicara
Menyadari dan menangani masalah bicara sedini mungkin sangatlah penting untuk perkembangan bahasa dan kognitif anak kelak. Ingat, rentang waktu untuk perkembangan bahasa sangatlah lebar, dan anak Ibu mungkin saja mengalami tanda keterlambatan bicara selama perjalanannya.
Anak batita mungkin akan mengulang-ulang beberapa kata di tengah kalimat untuk menjaga perhatian orangtuanya selagi ia memformulasikan sisa pemikiran. Tapi ini berbeda dengan gagap ya. Bayi yang lahir prematur biasanya jadwal berbicaranya pun akan tertunda beberapa minggu atau bulan. Dan biasanya bayi prematur akan mengejar ketertinggalannya pada usia 2 tahun.
Lalu kapan waktu paling pas bagi Ibu untuk mulai merasa khawatir akan tanda anak alami keterlambatan bicara?
Baca: Ini Akibat Jika Anak Terlambat Bicara
Sebagai aturan umumnya, percayalah pada insting Ibu. Jika Ibu merasa ada sesuatu yang tidak beres, segera ke dokter anak. Pada dasarnya, orangtualah yang paling mengerti perkembangan si kecil. Sebagai panduan dasar, perhatikanlah gejala-gejala anak terlambat bicara di bawah ini:
Saat 12 bulan:
* Tidak mengucapkan “mama” atau “papa”.
* Tidak menggunakan gerakan tubuh, seperti melambaikan tangan, menggoyangkan kepala, atau menunjuk.
* Tidak berlatih menggunakan setidaknya beberapa konsonan, seperti “p” atau ‘b”.
* Tidak bisa mengerti dan merespons kata-kata, seperti "tidak" dan "bye-bye".
* Tidak menunjuk pada hal-hal yang menarik, contoh burung atau pesawat terbang.
* Tidak mengucapkan satu kata pun saat usia 12-15 bulan.
* Jangankan bicara, mengoceh pun tidak.
Baca juga: Lakukan ini jika anak terlambat bicara
Saat 18 bulan:
* Tidak menunjukkan setidaknya salah satu organ tubuh yang Ibu tanyakan.
* Tidak berusaha berkomunikasi dengan Ibu ketika mereka membutuhkan bantuan atau menunjuk sesuatu yang mereka inginkan.
* Tidak mengucapkan setidaknya 6 kata.
Antara 19-24 bulan:
* Tidak mengalami perkembangan kosakata secara cepat (sekitar 1 kata baru tiap minggu).
Saat 24 bulan:
* Tidak merespons pada pengarahan atau perintah sederhana.
* Tidak melakukan aktivitas “pura-pura” dengan boneka atau dirinya sendiri (seperti menyisir rambutnya atau menyuapi si boneka).
* Tidak meniru aksi atau kata orang lain.
* Tidak bisa menunjukkan gambar yang benar di buku.
* Tidak bisa menggabungkan dua kata sekaligus.
* Tidak tahu kegunaan dari benda-benda rumah tangga yang umum, seperti sendok, sisir, dan garpu.
Baca: 5 Penyebab Bayi Terlambat Bicara
Saat 25 bulan:
* Tidak menggunakan 2-4 kata pada kalimat sederhana.
* Tidak bisa menyebutkan beberapa bagian tubuh.
* Tidak bisa bertanya pertanyaan sederhana.
Saat 30 bulan:
* Ucapannya tidak bisa dimengerti oleh semua orang di keluarga Ibu.
Saat 36 bulan:
* Tidak menggunakan kata pengganti, seperti saya, kamu, atau aku.
* Hampir setiap saat, ucapannya tidak bisa dimengerti oleh semua orang asing yang ditemui.
Baca: Benarkah Anak Terlambat Bicara Pasti Menderita Autisme?
Saat 3 tahun:
* Tidak bisa berbicara frase-frase pendek (kumpulan kata).
* Tidak mengerti instruksi pendek dari Ibu.
* Tidak memiliki ketertarikan berinteraksi dengan anak lain.
* Memiliki kesulitan yang tinggi berpisah dari orangtua.
* Memiliki cara bicara yang tidak jelas.
* Masih sering gagap dan sangat sulit menghasilkan suara dan kata yang benar.
Saat 4 tahun:
* Belum menguasai beberapa konsonan tunggal.
* Tidak mengerti konsep “sama” dan “berbeda”.
* Tidak menggunakan kata ganti “saya” dan “kamu” secara benar.
Baca: Kapan Anak Didiagnosa Terlambat Berbicara?
Itulah tanda-tanda anak terlambat bicara. Jangan dianggap biasa ya, Bu, segera konsultasikan ke dokter jika hal ini terjadi.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Heni Wiradimaja |
Editor | : | Heni |
KOMENTAR