Sering terjadi, bayi menolak minum ASI selain dari ibunya secara langsung.
Nah, kalau hal ini tidak disiasati, boleh jadi asupan zat kekebalan tubuh dari ASI dan nutrisinya kurang. Bayi pun jadi rentan terinfeksi.
Kondisi ini akan diperparah mana kala pengasuh tidak mampu menangani, tidak mampu membujuk, tidak mampu mengalihkan perhatikan, dan tidak mampu memberikan ketenangan, kenyamanan, dan keamanan bagi bayi.
Cara yang paling tepat tentu saja mengenalkan kebiasaan-kebiasaan bayi dan mengajak pengasuh terlibat dalam pengasuhan pada saat ibu masih menjalani masa cuti.
Semakin lama waktunya, tentu semakin baik, karena pengasuh semakin terbiasa dengan kebiasaan-kebiasan bayi.
Bisa juga ibu membuat catatan tentang hal-hal yang biasa dilakukan untuk diberikan kepada pengasuh sebagai panduan selama ibu bekerja.
BACA JUGA: Tekanan Darah Tinggi Sebelum Hamil Berisiko Alami Keguguran, Benarkah?
- Tidak Ada ”aturan main” yang jelas kepada pengasuh sejak awal.
Tanpa peraturan yang jelas, bisa jadi bayi tak tertangani dengan tepat. Misalnya saja, pengasuh keasyikan nonton televisi atau ber-handphone ria sementara bayi sudah berkeringat, tetapi bajunya tidak segera diganti sehingga is bayi rewel.
Tak Ada salahnya, ketika memutuskan menerima seorang pengasuh, beri batasan/aturan yang jelas, bila perlu dalam bentuk tulisan terperinci, apa yang menjadi perhatian ketika pengasuh sedang bersama is bayi. Termasuk larangan atau kewajiban melakukan ini dan itu.
- Ibu melibatkan beberapa pihak sekaligus dalam mengasuh anak, atau anak diasuh oleh orang yang berbeda-beda.
Sebagian bayi akan bingung dan tak nyaman dengan perubahan orang yang menanganinya.
Jadi sebaiknya tetapkan seorang pengasuh yang dipercaya menjadi perawat bayi, sementara nenek menjadi pengawas saja.
- Ibu tidak melatih pengasuh memberikan stimulasi yang tepat.
Bayi pun lekas merasa bosan kalau kegiatannya itu-itu saja. Akibatnya ia gampang rewel.
Selagi berada di rumah, ibu harus melibatkan pengasuh bayi saat memberikan stimulasi. Atau paling tidak memperlihatkan contoh stimulasi yang dapat ditiru oleh pengasuh.
BACA JUGA: Pernikahan Siswi SD Akhirnya Batal, Ini Kronologi dan Solusinya
- Ibu tidak yakin bahwa bayinya akan baik-baik saja bersama pengasuh.
Waspada memang perlu, tetapi apa gunanya melimpahkan tanggung jawab perawatan dan pengawasan Si Kecil kepada pengasuh kalau ibu sulit menaruh rasa percaya.
Alangkah baiknya jika ibu jauh-jauh hari sebelum kembali aktif bekerja, mengondisikan diri untuk percaya pada pengasuh.
Tentu saja, sebelumnya lakukan seleksi untuk mendapatkan pengasuh yang bertanggung jawab, penuh rasa sayang, dan enak diajak bekerja sama.
Dengan begitu, diharapkan si kecil pun akan jauh lebih siap dan merasa aman dengan pengasuhnya.
BACA JUGASerupa Tapi Tak Sama, Kenali Perbedaan Bronkitis dan Bronchiolitis:
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR