BACA JUGA: Sudah Tiba di Surabaya, Risma Langsung Jenguk Korban Bom Gereja
Menurut peneliti Erix Mannik dalam Essay nya yang berjudul "Terorrorism: Its Past, Present and Future Prospects", terorisme sendiri bisa saja memiliki ratusan metode pada pelaksanannya.
Intinya dalam penelitian tersebut, terorisme sendiri merupakan Penggunaan kekerasan dengan tujuan menciptakan ketakutan di khalayak.
Lebih luas lagi terorisme juga memerintahkan untuk mencegah berbagai pihak melakukan sesuatu, memaksa mereka ke dalam perilaku tertentu, dan lain sebagainya.
Jadi tindakan terorisme bisa dianggap berhasil ketika membuat masyarakat dibuat takut, cemas, dan panik.
BACA JUGA: BREAKING NEWS: Bom Surabaya Memakan Puluhan Korban, yang Diduga Anak Ternyata Seorang Perempuan
Maka tak heran, kini mulai beredar banyak anggapan jika simpatisan terorisme tak hanya mereka yang menaruh bom atau mengacungkan parang di lapangan.
PRAY FOR PEACE AND HUMANITY #BersatuLawanTeroris #KitaTidakTakut pic.twitter.com/Gkhl84Eyzl
— Vonny Cornellya (@vonnycornellya_) 13 Mei 2018
Di era serba digital ini simpatisan terorisme yang menggunakan media sosial tentu tak bisa diabakan.
BACA JUGA: Karena Foto Ini Widi Mulia Sukses Tipu Warganet Dengan Wajahnya, Ada Apa ya?
Sebab, bagaimanpun mereka ingin tujuannya, mereka butuh medium agar aksinya didengarkan dan lebih jauh lagi bisa mendapatkan simpati.
Lalu bagaimana solusi menghadpi terorisme yang mulai merambat di dunia maya?
Misal, Moms bisa me-report akun-akun yang menebarkan rasa takut dan hoax, termasuk yang mengunggah foto korban teror di media sosial.
Draft: “jangan sebar foto-foto korban..”
— @victorkamang (@victorkamang) 13 Mei 2018
Revisi: “stop sebar foto-foto korban di sosial media dan mari report as spam akun-akun yang jelas pro terorisme.”
BACA JUGA: Breaking News: Terjadi Ledakan Bom Bunuh Diri di Tiga Lokasi di Surabaya
Kita memang harus berhati-hati terhadapt terorisme, namun jika ketakutan dan perpecahan adalah tujuan mereka, ada baiknya kita tetap bersikap positif dan damai dalam perbedaan.
Source | : | |
Penulis | : | Fita Nofiana |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR