Nakita.id - Kejadian terorisme kembali terulang di tanah air.
BACA JUGA: BREAKING NEWS: Video Detik-detik Bom Gereja Santa Maria Ngagel Surabaya
Tadi pagi (13/5), telah terjadi 3 ledakan di 3 gereja di Surabaya.
Kejadian tersebut, hingga berita ini diturunkan telah menelan korban meninggal 10 orang dan 40 lebih luka-luka.
Hal ini cukup memprihatinkan, sebab beberapa hari lalu kejadian terkait teroris baru saja terjadi dalam Kerusuhan Mako Brimob.
Terorisme sendiri nyatanya telah ada sejak abad ke-18 di mana tindakan bar-bar tanpa ampun selalu mengahbisi banyak nyawa.
Jika dilihat tujuannya, terorisme sejak dahulu bertujuan untuk memanfaatkan rasa takut yang ada pada manusia.
Menyerang pada titik ketakutan, untuk sebuah pengakuan keberadaan mereka dan kepentingan mereka.
BACA JUGA: Demam Asian Games Belum Terasa, Lari Obor Keluruhan Akan Dilakukan
BACA JUGA: Sudah Tiba di Surabaya, Risma Langsung Jenguk Korban Bom Gereja
Menurut peneliti Erix Mannik dalam Essay nya yang berjudul "Terorrorism: Its Past, Present and Future Prospects", terorisme sendiri bisa saja memiliki ratusan metode pada pelaksanannya.
Intinya dalam penelitian tersebut, terorisme sendiri merupakan Penggunaan kekerasan dengan tujuan menciptakan ketakutan di khalayak.
Lebih luas lagi terorisme juga memerintahkan untuk mencegah berbagai pihak melakukan sesuatu, memaksa mereka ke dalam perilaku tertentu, dan lain sebagainya.
Jadi tindakan terorisme bisa dianggap berhasil ketika membuat masyarakat dibuat takut, cemas, dan panik.
BACA JUGA: BREAKING NEWS: Bom Surabaya Memakan Puluhan Korban, yang Diduga Anak Ternyata Seorang Perempuan
Maka tak heran, kini mulai beredar banyak anggapan jika simpatisan terorisme tak hanya mereka yang menaruh bom atau mengacungkan parang di lapangan.
PRAY FOR PEACE AND HUMANITY #BersatuLawanTeroris #KitaTidakTakut pic.twitter.com/Gkhl84Eyzl
— Vonny Cornellya (@vonnycornellya_) 13 Mei 2018
Di era serba digital ini simpatisan terorisme yang menggunakan media sosial tentu tak bisa diabakan.
BACA JUGA: Karena Foto Ini Widi Mulia Sukses Tipu Warganet Dengan Wajahnya, Ada Apa ya?
Sebab, bagaimanpun mereka ingin tujuannya, mereka butuh medium agar aksinya didengarkan dan lebih jauh lagi bisa mendapatkan simpati.
Lalu bagaimana solusi menghadpi terorisme yang mulai merambat di dunia maya?
Misal, Moms bisa me-report akun-akun yang menebarkan rasa takut dan hoax, termasuk yang mengunggah foto korban teror di media sosial.
Draft: “jangan sebar foto-foto korban..”
— @victorkamang (@victorkamang) 13 Mei 2018
Revisi: “stop sebar foto-foto korban di sosial media dan mari report as spam akun-akun yang jelas pro terorisme.”
BACA JUGA: Breaking News: Terjadi Ledakan Bom Bunuh Diri di Tiga Lokasi di Surabaya
Kita memang harus berhati-hati terhadapt terorisme, namun jika ketakutan dan perpecahan adalah tujuan mereka, ada baiknya kita tetap bersikap positif dan damai dalam perbedaan.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | |
Penulis | : | Fita Nofiana |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR