Nakita.id - Tindakan agresif yang sering ditemui di usia batita adalah memukul, mendorong, dan menggigit.
Tapi sesungguhnya si batita tidak bermaksud menyakiti orang lain.
Hal ini dilakukan karena beberapa hal:
1. Aspek motorik
Secara motorik kendalinya belum begitu baik dan anak belum mengerti apa akibat yang diperbuatnya.
Contoh, ia ingin menyayang adik tapi bukannya mengelus, ia malah memukul.
2. Meniru dari lingkungan
Misal, anak melihat adegan perkelahian di televisi dan ingin menirunya.
Bisa juga ia meniru dari sikap orangtua yang agresif dalam mendisiplinkan anak.
Baca Juga: Anak Tersiksa karena Batuk Terus-terusan, Pertolongan Pertamanya Ada Pada Air Rebusan Daun Saga
3. Menarik perhatian
Ia berupaya menarik perhatian karena ia merasa kelakuan baiknya justru tidak dipedulikan.
Sikap agresif ditunjukkan agar anak mendapat perhatian, ditemani, atau diajak bermain.
Mengatasi perilaku ini dengan mengatakan, “Jangan pukul! Jangan gigit!” kurang efektif karena ia belum mengerti mana yang benar dan salah dan apa yang seharusnya dia lakukan.
Jadi, beri tahu saja apa yang seharusnya ia lakukan.
“Oh, kamu mau sayang-sayang adik, ya. Coba, sini elus-elus adik seperti ini,” sambil orangtua membimbing tangan si batita untuk mengelus adiknya.
Hindari bersikap agresif agar tidak ditiru anak, kalaupun orangtua marah, lakukan dengan cara yang lembut tapi tegas.
Berikan selalu perhatian yang tulus jika anak berkelakuan baik dan hargai hal itu dengan pujian, pelukan, ciuman, atau elusan sebagai tanda dirinya diperhatikan dan disayang.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
KOMENTAR