Nakita.id - Kasus pengeboman pada Minggu pagi (13/5/2018) menjadi sorotan mulai media sosial, televisi, dan sebagainya.
Ledakan bom tersebut terjadi di 3 gereja, yaitu Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro, Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna, dan Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya.
Senin pagi (14/05/2018), kasus serupa kembali terjadi di Mapolrestabes Surabaya yang juga melibatkan anak.
BACA JUGA : Soal Bom, Kemendikbud Keluarkan Panduan Pengenalan Teroris Pada Anak
Terkait dengan keikutsertaan anak dalam kasus ini, banyak pihak yang menyayangkan.
Pemberitaan yang kian ramai juga bisa membuat anak yang menonton secara sengaja atau tidak sengaja mengalami ketakutan atau trauma, Moms.
Hal ini dibenarkan oleh Dra. Rose Mini A.P, M.Psi atau yang lebih akrab disapa bunda Romi, saat diwawancarai secara eksklusif oleh Nakita.id via telefon (14/3/2018).
"Baik bagi anak yang menjadi korban atau menonton menurut saya pastinya akan ada dampaknya," ujarnya.
Menurut Bunda Romi, dampak yang terjadi bisa dalam hal perkembangan kognitifnya maupun sosial dan emosionalnya.
Dalam memberikan tayangan di televisi misalnya, tentunya harus didampingi sambil dijelaskan, agar anak tidak salah persepsi.
BACA JUGA : Menurut Ahli, Ini 10 Makanan yang Perlu Dikonsumsi Agar Anak Cerdas
Saat mengedukasi anak terkait hal ini, sebaiknya Moms juga memerhatikan cara yang tepat.
Bunda Romi menyampaikan ada beberapa hal yang sebaiknya orangtua perhatikan, terkait penyampaian makna dari kasus ini.
Sampaikan dengan cara yang baik
"Jangan terlalu membuat anak was-was, misalnya menyuruh terlalu detail 'Jangan bermain dengan orang yang seperti ini, itu'. Sebaiknya cobalah memberitahu dengan memerhatikan rambu-rambunya," ungkap Bunda Romi.
Menekankan kewaspadaan tetap penting pada anak agar anak tetap berhati-hati.
BACA JUGA : Haru, Ini Ungkapan Alice Norin di Hari Ibu Internasional untuk Anaknya
"Kita gak ada yang tahu teroris itu akan melakukan apa, jadi sebaiknya tetap bilang 'Kalau ada yang mau ajak kemana harus bilang dulu'. Jadi dii sini kita tetap mengajarkan kehati-hatian," ujarnya kembali.
Perhatikan tayangan
"Bagi orang dewasa mungkin tayangan-tayangan terkait kasus bom ini bila berulang akan membosankan, tapi bagi anak peristiwa yang berulang bisa terekam," ujarnya kembali.
Tayangan yang berulang ini akan berbahaya bila anak sudah menjadi salah persepsi.
"Misalnya anak jadi berpikir bahwa ledakan bom itu seru, orang-orang berhamburan, itu yang bahaya," ujar Bunda Romi menambahkan.
BACA JUGA : Ajarkan Seni Pada Anak, Kecerdasan Otak, Emosi, Sosial dan Mental Didapat
Oleh karena itu, Bunda Romi lebih merekomendasikan agar anak menonton tayangan yang lain saja, yang sesuai dengan usianya.
Selain itu, bila tidak ada orang dewasa di sampingnya saat ada berita tragedi bom Surabaya sebaiknya TV dimatikan atau diganti ke chanel lain.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR