Nakita.id - Orangtua mulai bisa mengenalkan cita-cita pada anak sejak dini.
Disarankan orangtua mengembangkan visi jauh ke depan, terutama mengenai masa seperti apa yang kelak dijalani sang buah hati dalam usia produktifnya.
Misalnya, pada tahun 70 hingga 80-an, menjadi karyawan atau PNS adalah suatu prestis tersendiri. Sedangkan pada tahun 2000-an, orang lebih memilih untuk menjadi wiraswastawan karena peluangnya sangat besar.
Nah, kelak kala anak masuk usia produktif, sekitar tahun 20-30-an, apa kira-kira profesi yang prestis dan sangat dibutuhkan.
Mungkin menjadi ilmuwan, arsitek, ahli teknologi informasi, dan lainnya. Boleh saja jika kita mulai mengenalkannya ke arah sana.
Persiapan dana pun jangan diabaikan. Hal ini penting dilakukan mengingat biaya kuliah di perguruan tinggi sangat besar.
Misalnya saat ini biaya kuliah di fakultas kedokteran adalah ratusan juta rupiah. Kelak saat anak besar bisa mencapai berkali-kali lipat
Persiapan dana yang bisa dilakukan adalah dengan menabung atau mengambil asuransi pendidikan.
Tentu dengan mempersiapkan cita-cita anak dengan matang, kita berharap kelak sang buah hati tidak kebingungan menentukan masa depannya.
Cita-cita yang ia impikan pun makin terbuka lebar untuk diraihnya.
Usia berapa
Pada usia batita, arti mengembangkan cita-cita anak adalah mengembangkan minatnya.
Minat dan bakat dapat dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang didapat dari stimulasi.
Rangsanglah berbagai kemampuan anak 1-3 tahun, seperti kemampuan gerak motoriknya, kemampuan bersosialisasi, dan kemampuan berbicaranya.
Stimulasi-stimulasi pada bidang-bidang spesifik seperti menyanyi atau menari di usia ini belum dibutuhkan.
Dengan kata lain, biarkan semua kemampuannya berkembang secara maksimal tanpa harus memilah-milah mana yang fokus dikembangkan dan mana yang tidak.
KOMENTAR