Hal lain yang perlu diperhatikan, pemahaman anak batita terhadap kegiatannya baru sebatas manfaat jangka pendek.
Contohnya, tidur untuk menghilangkan letih, makan supaya tidak lapar, minum agar tidak haus.
Jadi, bukan dalam artian bahwa tidur, makan dan minum dilakukan supaya ia sehat, bugar, serta kebutuhan gizinya terpenuhi.
Namun begitu, maksud dan tujuan jangka panjang seperti ini tetap harus dijelaskan pada anak agar tertanam kuat dalam kerangka berpikirnya.
Agar dapat diikuti, penataan urutan aktivitas anak perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaannya.
Jika anak menunjukkan gejala lapar sekitar pukul 12.00, saat itulah jadwal makan siangnya.
Jika dipercepat, mungkin ia akan menolak makan.
Atau kala jadwal bangun pagi anak adalah pukul 08.00, jangan paksa ia bangun pukul 06.00, karena akan sulit menerapkannya.
Yang bisa kita lakukan adalah mengubah jadwal itu secara perlahan.
Lakukan perubahan secara halus dengan mempercepat jadwal tidur malam, melakukan aktivitas menarik yang disenangi anak di pagi hari, dan lainnya.
Apa yang dilakukan anak pun adalah hasil dari peniruan.
Sesungguhnya tanpa disadari ia melihat contoh nyata yang dilakukan oleh orangtuanya.
Jika kita terbiasa tak memiliki aturan; terbiasa bangun siang, kadang makan pagi kadang tidak, itu adalah sebuah contoh yang akan anak ikuti.
Jadi dengan memberi sebuah contoh yang baik, anak pun akan belajar hal yang baik.
Kalau kita ingin anak melakukan rutinitas dengan teratur maka kita harus teratur lebih dulu dan anak akan mengikuti.
4 Rekomendasi Susu Penggemuk Badan Anak yang Bisa Bikin Si Kecil Lebih Gemuk dan Sehat
KOMENTAR