Melengkapi mindful eating, dikenal pula rainbow plate. Artinya, dalam setiap piring selalu ada warna-warni, lebih dari tiga yang berasal dari serat, lemak dan protein tadi. Temukan serat pada buah-buahan, sayur-sayuran, gandum utuh, kacang, dan biji-bijian.
Untuk memenuhi kebutuhan lemak, pilih makanan yang mengandung lemak sehat, seperti: avokad, kacang almond, kacang tanah, dan minyak zaitun. Lalu santap daging sapi, ikan, tempe, tahu, dan ayam tanpa kulit sebagai sumber protein.
Ketiga:
Ambil makanan sedikit demi sedikit, lalu kunyah sampai benar-benar lumat, barulah ditelan.
Beri jarak waktu antara suapan demi suapan. Nikmati sejenak obrolan selama beberapa menit, lalu lanjutkan kembali makan.
Keempat:
Biasakan anak-anak mempunyai jam makan yang teratur saat makan pagi, siang, dan malam.
Konsep mindful eating mengikuti jarak makan normal manusia, yakni setiap empat jam sekali sambil memerhatikan porsi makanan. Jika dalam 4—5 jam kemudian si kecil belum merasa lapar, artinya ia makan terlalu banyak pada 4—5 jam sebelumnya.
Dengan konsep ini, anak belajar makan kebanyakan itu seperti apa dan makan cukup itu seperti apa. Ini sejalan dengan tujuan mindful eating, yaitu menyerahkan kebutuhan makan pada tubuh, bukan pada selera, nafsu dan emosi, serta tahu kapan harus berhenti makan. Mulailah makan saat belum begitu lapar dan berhentilah ketika mulai merasa kenyang.
Mula-mula mungkin terasa sukar, apalagi bagi anak-anak yang sudah terbiasa makan cepat akan membutuhkan waktu untuk disiplin. Namun, dengan contoh dan penjelasan dari Mama Papa, apa pun pasti bisa dilakukan asal terbiasa. Demi kesehatan kita dan anak-anak, latih bersama untuk mulai mengubah kebiasaan kurang sehat (makan terburu-buru). Nah, siap, kan? (*)
KOMENTAR