Tabloid-Nakita.com - Ada banyak hal penting yang harus diajarkan anak saat makan. Jangan lewatkan 4 hal ini saat mengajari anak makan.
Pertama:
Duduklah di ruang makan yang tenang dan tidak berisik.
Masing-masing menghadapi makanannya dengan menyuap sesendok demi sesendok, lalu mengunyah perlahan. Jangan makan sambil menonton televisi, apalagi memainkan gadget. Fokus saja pada makanan dan nikmati.
Selain belajar fokus pada makanan, acara makan bersama dalam suatu keluarga bisa menjadi momen spesial. Para ahli psikologi meyakini, salah satu cara agar proses pembelajaran berhasil diingat, yakni bila kita memasukkan emosi di dalamnya, entah emosi senang atau sedih. Nah, saat makan, biasanya emosi sukacita mendominasi hati setiap orang. Inilah saat tepat bagi orangtua untuk mengajarkan nilai-nilai syukur atau penghargaan terhadap makanan dengan penuh keakraban.
Tak ada salahnya bila orangtua menjadikan agenda makan secara khusus. Misalnya, mengusahakan makan dilakukan bersama-sama di meja makan. Suasana diusahakan cair dan hangat sehingga orangtua dan anak-anak bisa berkomunikasi dengan menyenangkan.
Kedua:
Santap beragam makanan demi keseimbangan zat gizi.
Setiap makan, pastikan di atas piring terdapat makanan yang mengandung serat, lemak, dan protein. Tiga jenis zat gizi ini dikenal paling lama dicerna tubuh, sehingga energi tidak cepat habis dan kita merasa kenyang lebih lama.
Melengkapi mindful eating, dikenal pula rainbow plate. Artinya, dalam setiap piring selalu ada warna-warni, lebih dari tiga yang berasal dari serat, lemak dan protein tadi. Temukan serat pada buah-buahan, sayur-sayuran, gandum utuh, kacang, dan biji-bijian.
Untuk memenuhi kebutuhan lemak, pilih makanan yang mengandung lemak sehat, seperti: avokad, kacang almond, kacang tanah, dan minyak zaitun. Lalu santap daging sapi, ikan, tempe, tahu, dan ayam tanpa kulit sebagai sumber protein.
Ketiga:
Ambil makanan sedikit demi sedikit, lalu kunyah sampai benar-benar lumat, barulah ditelan.
Beri jarak waktu antara suapan demi suapan. Nikmati sejenak obrolan selama beberapa menit, lalu lanjutkan kembali makan.
Keempat:
Biasakan anak-anak mempunyai jam makan yang teratur saat makan pagi, siang, dan malam.
Konsep mindful eating mengikuti jarak makan normal manusia, yakni setiap empat jam sekali sambil memerhatikan porsi makanan. Jika dalam 4—5 jam kemudian si kecil belum merasa lapar, artinya ia makan terlalu banyak pada 4—5 jam sebelumnya.
Dengan konsep ini, anak belajar makan kebanyakan itu seperti apa dan makan cukup itu seperti apa. Ini sejalan dengan tujuan mindful eating, yaitu menyerahkan kebutuhan makan pada tubuh, bukan pada selera, nafsu dan emosi, serta tahu kapan harus berhenti makan. Mulailah makan saat belum begitu lapar dan berhentilah ketika mulai merasa kenyang.
Mula-mula mungkin terasa sukar, apalagi bagi anak-anak yang sudah terbiasa makan cepat akan membutuhkan waktu untuk disiplin. Namun, dengan contoh dan penjelasan dari Mama Papa, apa pun pasti bisa dilakukan asal terbiasa. Demi kesehatan kita dan anak-anak, latih bersama untuk mulai mengubah kebiasaan kurang sehat (makan terburu-buru). Nah, siap, kan? (*)
KOMENTAR