Nakita.id.- Dalam 63 tahun donor darah, James Harrison - dan golongan darahnya yang langka - diperkirakan telah menyelamatkan nyawa lebih dari dua juta bayi.
Warga Australia itu memberikan sumbangan terakhirnya pada hari Selasa (15 Mei 2018) ditemani para ibu yang bersyukur karena bayinya selamat berkat Harrison.
Harrison dijuluki ''Pria dengan lengan emas', melakukan donor darah terakhir setelah menyelamatkan jutaan bayi selama lebih dari 60 tahun.
Dikelilingi oleh sekelompok ibu muda Australia dan bayi mereka, pria berusia 81 tahun itu membuat sumbangan terakhir di pusat Layanan Darah Palang Merah di Balai Kota Sydney.
Saat perawat mengambil darah dari "Lengan Emas" -nya, empat balon perak numerik dapat dilihat di belakangnya, membuat angka "1.173" - jumlah total sumbangan plasma darah yang dia hasilkan.
BACA JUGA: Hati-hati Kehamilan dengan Rhesus Negatif
"Saya harap ini adalah catatan yang suatu hari nanti ada seseorang yang akan melampaui," kata Harrison.
Apa yang membuat darah Harrison istimewa adalah dia secara konsisten memproduksi antibodi tingkat tinggi - berharga dalam membuat suntikan Anti-D.
Plasma darah yang dihasilkan Harrison, diubah menjadi obat anti-D imunoglobulin yang menyelamatkan jiwa, yang diberikan kepada ibu yang darahnya berisiko menyerang, dan kadang-kadang membunuh, janin yang dikandungnya.
Menurut Palang Merah Austarlia, sumbangan Harrison telah membantu lebih dari dua juta ibu Australia melahirkan bayi mereka dengan aman.
"Saya di sini untuk mengucapkan terima kasih kepada James," kata Beth Ismay, seorang ibu berusia 22 tahun, dengan membawa putrinya Laylam, yang berusia 7 minggu.
"Waktu saya mengandung Layla, saya menerima empat suntikan Anti-D. Saya tahu darahnya (Harrison) memainkan peran yang sangat besar dalam menjaga putri saya aman," katanya kepada surat kabar lokal.
BACA JUGA: Ini Moms, 7 Cara Mengetahui Bakat Anak Sejak Dini
Ismay menggambarkan Harrison sebagai "pria ajaib" yang membuat dirinya dan putrinya bisa berbahagia hingga hari ini.
Ismay sendiri memiliki golongan darah negatif, sementara pasangannya dan Layla keduanya memiliki golongan darah positif.
"Layla akan berada dalam bahaya. Saya akan berada dalam bahaya keguguran jika bukan karena plasma yang diberikan James," kata Ismay.
Ismay juga telah menerima suntikan Anti-D selama kelahiran anak pertamanya, yang sekarang berusia 4,5 tahun, dinyatakan sehat dengan tumbuh-kembang yang sesuai usianya.
Inspirasi Harrison untuk berdonor datang dari perjuangan kesehatannya sendiri saat berusia 15 tahun, ketika ia membutuhkan 13 liter transfusi darah selama operasi dada besar.
Itu mendorongnya untuk mulai menyumbangkan darah segera setelah dia berusia 18 tahun 1954, jauh sebelum para petugas kesehatan menemukan kombinasi langka darah Rh-negatif dan antibodi Anti-D dalam darahnya.
Robyn Barlow, koordinator program Rh, program donor pertama di dunia untuk Anti-D, merekrut Harrison sebagai donor pertama program itu pada tahun 1966.
"James sudah menjadi donor, jadi itu mudah. Kami menjelaskan itu berarti meningkatkan antibodi dengan memberikan lebih banyak darah Rh-positif, untuk terus meningkatkan antibodi. Dia bilang oke dan kita mulai," kata Barlow.
"Sungguh menakjubkan. Obatnya sangat sederhana dan 50 tahun kemudian, kita masih bergantung pada orang seperti James untuk menghasilkan Anti-D. Itu tidak pernah berubah.
Kami belum menemukan cara alternatif untuk mencegah penyakit ini," kata Barlow, yang mengatakan mencari donor lain seperti Harrison adalah sebuah perjuangan.
Harrison telah menyumbangkan 500 hingga 800 mililiter plasma darah setiap dua minggu, hanya melewatkan sesi jika dia bepergian ke suatu tempat dan tidak ada tempat menyumbang darah di tempat itu.
BACA JUGA: Hati-hati Moms, Kebanyakan Garam Bisa Bikin Cepat Pikun dan Demensia
"Ini adalah akhir dari sebuah era. Saya telah menyumbang selama 63 tahun. Saya hanya harus mencari sesuatu aktivitas lain yang harus saya lakukan setelah rutin ke tempat ini selama berpuluh-puluh tahun," kata Harrison, yang tidak bisa lagi menyumbang karena alasan usia.
"Saya berharap akan bisa melanjutkan apa yang selama ini saya lakukan jika otoritas mengizinkan saya. Jika perlu, mereka mengubah sistem, dan percayalah, dengan satu panggilan telpon, saya akan bergegas kemari," kata kakek yang selalu tersenyum ini.
Di Australia, sekitar 17% kehamilan membutuhkan suntikan Anti-D di Australia. Bahkan anak perempuan Harrison sendiri menerima suntikan saat hamil.
"Para ibu adalah Rh negatif dan mereka membawa bayi yang positif Rh, karena ayah berdarah positif," jelas Sue Ismay, direktur ilmiah dari Layanan Darah Palang Merah.
Sistem kekebalan ibu "membaca" sel darah merah bayi sebagai ancaman asing dan menghasilkan antibodi untuk menghancurkannya, yang mungkin bisa menyebabkan bayi lahir mati atau keguguran, kata Ismay.
Sebelum penemuan terobosan Anti-D pada tahun 1960-an, penyakit hemolitik pada bayi baru lahir telah membunuh ribuan bayi di Australia per tahun
Sejak 1967, lebih dari tiga juta dosis Anti-D telah diterbitkan dengan sumbangan besar antibodi plasma Harrison di antaranya.
BACA JUGA: Menghindari Kehamilan Lewat Waktu, Patuhi Jadwal Kontrol Kehamilan
Hingga saat ini, hanya ada sekitar 165 donatur saat ini dan upaya untuk menciptakan Anti-D sintetis belum berhasil sejauh ini.
"Australia berutang banyak terima kasih kepada James Harrison," kata Palang Merah dalam sebuah pernyataan.
"Darah Harrison bagaikan obat Anti-D, yang adalah intervensi memberi hidup bagi ribuan bayi Australia. Mereka bisa terselamatkan hanya jika orang-orang seperti Harrison bersedia memberikan darahnya," demikian kutipan dari pernyataan tersebut. (*)
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | The Daily Sabah,Australain News Yahoo |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR