Tak kunjung ditemukan, dengan berat hati Budi pergi ke Rumah Sakit Bhayangkara dan setelah dilakukan tes DNA, benar jika anaknya menjadi korban meninggal di ledakan bom yang menyerang GPPS.
Siapa sangka, remaja yang mampu menyelamatkan banyak jiwa ini merupakan anak yang penurut di mata keluarga.
BACA JUGA: Pengakuan Polisi Pembopong Anak di Polrestabes: Naluri Ayah, Saya Punya Anak!
Pengakuan dari neneknya yang bernama Sumijah, ia mengaku jika ia telah mengasuh Daniel sejak kecil.
"Dia ditinggal ibunya sejak usia dua tahun. Sehari-hari baik aja, jadi anak yang taat, penurut," ungkap Sumijah.
"Saya kan kalo mengajarkan untuk cinta Tuhan, harus setia dengan Tuhan, suka berdoa, suka baca firman. Itu yang sehari-hari saya tekankan," tambahnya.
Mendengar perkataan Sumijah, seketika tangis pecah di dalam rumah Daniel. Bahkan Najwa Shihab tak kuasa menahan air matanya.
Sambil memeluk Sumijah, Najwa tampak berkaca-kaca dan beberapa kali mengusap matanya.
BACA JUGA: Kembali Libatkan Perempuan dan Anak-Anak, Ini Detik-detik Ledakan Bom di Polrestabes Surabaya
Meski menangis, Sumijah tegar dan juga tampak sangat kuat.
Di dalam kamar, ada kakak Daniel yang bernama Novi. Sumijah mengatakan jika cucunya sangat terpukul dengan kepergian adiknya.
Matanya membengkak karena menangis, wajahnya pucat pasi. Dan Sumijah kemudian mendekati.
"Novi harus tegar harus kuat, kalo gak kuat Uti sama siapa?" tanyanya kepada sang cucu sambil berusaha menenangkan.
"Tuhan mengasihi kita semua, bahkan Tuhan sangat mengasihi Daniel. Daniel sudah jadi pahlawan, menyelamatkan banyak orang. Kita harus bersyukur." pungkasnya.
BACA JUGA: Selamat dari Ledakan Bom, Kondisi Terkini AAP Hanya Mau dengan Suster
Source | : | youtube,Facebook |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR