Nakita.id - Masih terluka hati masyarakat Indonesia dengan peristiwa teror yang terjadi belakangan ini di Indonesia.
Salah satu aksi terbesar pada (13/5/2018), aksi teror bom menyerang tiga gereja di Surabaya.
Lebih dari 50 korban jatuh, bahkan korban meninggal ada yang masih di bawah umur.
Selain Evan dan Nathan, kakak-adik yang meninggal di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela (SMTB), ada satu anak usia 15 tahun yang meninggal di aksi yang sama di tempat yang berbeda.
Dia berdiri di barisan paling depan saat bom mobil menyerang Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS).
BACA JUGA: Tegar dan Ikhlas, Kerabat Ungkap Istri Aloysius Bayu Sudah Memaafkan Pelaku
Remaja ini menghalangi mobil yang menabrak dan berusaha memasuki GPPS.
Aksinya ini dianggap sebagai salah satu aksi 'pahlawan' selain yang dilakukan Alm. Aloysius Bayu di Gereja SMTB.
Sayangnya, bom terlanjur meledak saat ia berusaha menghalangi mobil tersebut masuk lebih dalam.
Akibatnya, ia meninggal di lokasi terjadinya bom, dan menyelamatkan banyak orang yang ada di dalam gereja.
Remaja kelahiran 30 Desember 2003 tersebut meninggal dunia saat menjalankan tugasnya menggantikan sang kakek yang telah meninggal dunia menjadi petugas parkir di GPPS.
BACA JUGA: Wajah Polos 2 Anak Ini Tak Tahu Ayahnya Aloysius Bayu Tiada, Tameng Pelindung Gereja dari Bom
Ia adalah Daniel Agung, anak dari Budi, petugas parkir tetap yang selalu bertugas di GPPS.
Usianya masih 15 tahun, tapi bagi banyak orang, ia adalah 'penyelamat'.
Ia bahkan rela meninggal dunia untuk menyelamatkan banyak nyawa yang masih ada di dalam gereja.
Apa jadinya jika Daniel tak menghadang? Mungkin akan semakin banyak korban yang jatuh dan terluka.
Kisah Daniel sempat diabadikan oleh salah satu akun yaitu Susanto Saputro.
Dalam unggahannya, ia menuliskan sepenggal cerita dari little hero, Daniel Agung.
BACA JUGA: Melepas Jenazah Korban Ledakan di Surabaya Evan dan Nathan, Ibunda Ucap Pesan Menyayat Hati
'Sepenggal cerita dari our Little hero Daniel remaja yang masih pelajar smp, dimana setiap minggu membantu ayahnya Budi Parkir Gpps Budi menjadi petugas parkir di gereja GPPS Sawahan Jl. Arjuno.
Dengan kepolosannya, saat itu dia yang bertugas sebagai petugas parkir di Jl Arjuno berusaha menghalangi sebuah mobil Avanza yang merangsek masuk ke halaman gereja yang tidak terlalu luas dan mobil tersebut berusaha masuk ke dalam gedung gereja.
Mungkin si "bomber" panik karena didepannya ada seorang anak yang berusaha menghalangi masuk bersama mobil nya, atau entah bagaimana dan tiba tiba "blar ( ledakan pertama ) terjadi dihalaman gereja , kemudian tak lama disusul ledakan kedua, dan berjatuhanlah beberapa korban baik meninggal maupun luka bakar.
Tercatat hingga hari ini 6 Korban meninggal termasuk Little Hero kami Daniel dan kurang lebih 5 orang yang masih dalam perawatan di rumah sakit karena luka bakar.
BACA JUGA: Sebelum Jadi Korban Bom di Surabaya, Evan Gandeng Tangan Adiknya
Mengapa kami menganggap dia little hero ? walaupun ada satu hero lagi yaitu salah seorang satpam gereja Giri Catur yang turut berusaha menghalangi mobil tersebut ( sekarang masih berjuang dalam masa kritis di rumah sakit karena luka bakar yang cukup parah ), karena andaikata Daniel tidak menghalangi mobil tersebut untuk dapat lebih jauh masuk mendekat kedalam gedung gereja maka dapat dipastikan jumlah korban akan lebih banyak, mungkin bukan 6 atau 7 atau 8 tetapi bisa puluhan yang meninggal.
Mungkin engkau masih kecil, masa remaja penuh sukacita.
Mungkin engkau akan dilupakan setelah sekian lama waktu..
Tetapi TIDAK bagi kami !!!
Daniel tetaplah sang Daniel , remaja yang kami kenal, anak yang pemberani, cinta Tuhan, melayani Tuhan dengan segenap hati dalam kepolosannya.....
Tempat mu di Surga telah disediakan, Tuhan Yesus mengasihi mu dan tetaplah menjadi Daniel .. Our Little Hero.
14 Mei 2018.
#savenkri #pray4surabaya #saynototerorism'
BACA JUGA: Sempat Dilakukan Operasi, Nathanael, Adik Evan Menghembuskan Napas Terakhir
Dalam salah satu tayangan di Mata Najwa, ayahnya Budi yang juga merupakan petugas parkir di GPPS mengungkap jika saat aksi tersebut, dirinya berada di bagian belakang gereja.
Saat terjadinya ledakan, Budi berusaha mencari anaknya namun dihalangi oleh Polisi karena dikhawatirkan akan ada ledakan lagi.
"Mau meletus lagi, namanya orangtua tetap cari anaknya. Diusahakan tapi tidak ketemu" ujar Budi.
Tak kunjung ditemukan, dengan berat hati Budi pergi ke Rumah Sakit Bhayangkara dan setelah dilakukan tes DNA, benar jika anaknya menjadi korban meninggal di ledakan bom yang menyerang GPPS.
Siapa sangka, remaja yang mampu menyelamatkan banyak jiwa ini merupakan anak yang penurut di mata keluarga.
BACA JUGA: Pengakuan Polisi Pembopong Anak di Polrestabes: Naluri Ayah, Saya Punya Anak!
Pengakuan dari neneknya yang bernama Sumijah, ia mengaku jika ia telah mengasuh Daniel sejak kecil.
"Dia ditinggal ibunya sejak usia dua tahun. Sehari-hari baik aja, jadi anak yang taat, penurut," ungkap Sumijah.
"Saya kan kalo mengajarkan untuk cinta Tuhan, harus setia dengan Tuhan, suka berdoa, suka baca firman. Itu yang sehari-hari saya tekankan," tambahnya.
Mendengar perkataan Sumijah, seketika tangis pecah di dalam rumah Daniel. Bahkan Najwa Shihab tak kuasa menahan air matanya.
Sambil memeluk Sumijah, Najwa tampak berkaca-kaca dan beberapa kali mengusap matanya.
BACA JUGA: Kembali Libatkan Perempuan dan Anak-Anak, Ini Detik-detik Ledakan Bom di Polrestabes Surabaya
Meski menangis, Sumijah tegar dan juga tampak sangat kuat.
Di dalam kamar, ada kakak Daniel yang bernama Novi. Sumijah mengatakan jika cucunya sangat terpukul dengan kepergian adiknya.
Matanya membengkak karena menangis, wajahnya pucat pasi. Dan Sumijah kemudian mendekati.
"Novi harus tegar harus kuat, kalo gak kuat Uti sama siapa?" tanyanya kepada sang cucu sambil berusaha menenangkan.
"Tuhan mengasihi kita semua, bahkan Tuhan sangat mengasihi Daniel. Daniel sudah jadi pahlawan, menyelamatkan banyak orang. Kita harus bersyukur." pungkasnya.
BACA JUGA: Selamat dari Ledakan Bom, Kondisi Terkini AAP Hanya Mau dengan Suster
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | youtube,Facebook |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR