TabloidNakita.com- Mengapa tolong menolong harus diajarkan? Bukankah anak dapat belajar tolong menolong dari lingkungannya. Ternyata, belajar tolong menolong itu tidak cukup. Yuk, ajarkan tolong menolong pada anak
Tanpa diajarkan dan latihan tolong menolong, bukan mustahil anak akan tumbuh menjadi pribadi egois, tak mudah mengulurkan tangan, sedikit teman, dan pada tingkatan parah akhirnya akan dijauhi lingkungan.
TOLONG MENOLONG TERKAIT DENGAN SIMPATI & EMPATI
Ajarkan tolong menolong pada anak itu penting. Sebab, sebagai mahluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri. Selalu butuh bantuan dalam bentuk tolong menolong dengan orang lain. Keterampilan sosial ini terkait dengan keterampilan sosial lain seperti simpati dan empati. Menolong menumbuhkan kesadaran diri pada anak untuk membantu orang lain dan dapat mengembangkan sikap kepedulian sosialnya, sehingga ia diterima di lingkungan kelompok pertemanan maupun lingkungan sosial lain yang lebih luas.
TOLONG MENOLONG HARUS DIAJARKAN
Meski terlahir sebagai mahluk sosial, bukan berarti kemampuan tolong menolong ini serta-merta dikuasai anak. Tanpa diajarkan dan latihan, bukan mustahil anak akan tumbuh menjadi pribadi egois, tak mudah mengulurkan tangan, sedikit teman, dan pada tingkatan parah akhirnya akan dijauhi lingkungan. Tanamkan pada anak, tidak ada ruginya saling tolong menolong, karena setiap kebaikan akan berbalas dengan kebaikan. Ulurkan tangan atau tolong menolong setiap saat pada siapa saja yang membutuhkan.
BERIKAN CONTOH TOLONG MENOLONG
Tapi tentu saja harapan akan jauh panggang dari api kalau orangtua hanya memberikan penjelasan tanpa contoh langsung tentang tolong menolong. Ingatlah, contoh konkret lebih mudah diserap anak. Selain itu orangtua juga diharapkan menciptakan kondisi yang merangsang semangat tolong menolong anak, semisal dengan mengajak anak ke panti asuhan, memberikan bantuan ke tempat-tempat bencana alam atau mengunjungi saudara-saudaranya yang kurang beruntung.
KATA-KATA POSITIF SAAT MEMINTA TOLONG
Gunakan kata-kata positif saat memintanya melakukan sesuatu. Contoh, “Sayang, tolong ambilkan botol susu Adek di meja ya.” Setelah dilakukan jangan lupa mengucapkan terima kasih. Berikan penguatan berupa pujian sederhana, misalnya, “Terima kasih. Anak Mama memang pinter, mau menolong mengambilkan botol susu Adek.” Dengan demikian anak tahu, perbuatannya itu adalah sesuatu yang diharapkan orangtua, sehingga besok-besok ia akan mengulangi perilaku tolong menolong tersebut.
KOMENTAR