BACA JUGA: Cucu Aa Gym Meninggal Mendadak Usia 2 Bulan, Berikut Penyebab Kematian Mendadak pada Bayi alias SIDS
Padahal kolera adalah penyakit yang disebarkan oleh air minum atau makan makanan yang terkontaminasi dengan bakteri kolera, seperti dijelaskan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC).
Kolera berat ditandai dengan sejumlah besar diare berair, memiliki penampilan pucat, seperti susu. Bisa juga disertai mual dan muntah.
Jika tidak diobati, kehilangan cairan bisa mematikan.
Namun perawatan sederhana, termasuk mengganti cairan tubuh yang hilang, dapat menurunkan risiko kematian hingga kurang dari 1%.
Seseorang berisiko kolera jika dia makan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri kolera.
Kolera sangat langka di Amerika Serikat dan negara-negara industri lainnya, tetapi kasus terus terjadi di Haiti dan Republik Dominika, bersama dengan bagian Afrika dan Asia.
Melansir dari Aljazeera, menurut perkiraan PBB sekitar 7,6 juta orang tinggal di daerah terancam kolera di Yaman.
Selain kolera, ada pula penyakit difteri yang telah menyebabkan puluhan warga Yaman meninggal sejak akhir tahun 2017 lalu.
BACA JUGA: Adara Taista Diduga Meninggal Karena Kanker Kulit, Jumlah Tahi Lalat Bisa Deteksi Penyakit Tersebut
Malah WHO memprediksi, jumlah korban meninggal akan terus bertambah karena masih banyak ditemukan kasus difteri di negara tersebut.
Hingga April 2018, telah tercatat 1.516 kasus yang diduga adalah penyakit diftari di Yaman.
Source | : | The Guardian,CDC,Aljazeera |
Penulis | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR