TabloidNakita.com - Diabetes yang muncul saat kehamilan atau disebut diabetes semasa kehamilan (gestational diabetic), disebabkan saat hamil kebutuhan karbohidrat meningkat. Karena hormon insulin dalam tubuh tak mencukupi untuk mengubah karbohidrat tersebut menjadi gula, maka terjadilah penimbunan kadar gula yang tinggi dalam darah. Namun diabetes ini bersifat sementara. Artinya bisa hilang setelah melahirkan, meski bisa juga menjadi parah bila tak terdeteksi.
Gejala:
Yang paling khas dan harus diwaspadai adalah 3P:polyphogie (banyak makan), polyurie (banyak kencing), dan polydipsie (banyak minum).
Penanganan:
Bagi pengidap diabetes sebelum hamil dan selama ini rutin mengonsumsi obat, begitu tahu hamil harus berhenti minum obat oral dan diganti dengan suntikan. Soalnya, sebagian besar obat-obatan oral tersebut bersifat teratogenik yang bisa menimbulkan kelainan pada pertumbuhan janin.
Sementara yang diabetesnya dipicu oleh kehamilan, harus menjalani diet khusus selama beberapa waktu tertentu, diikuti pemeriksaan kadar gula darah kembali. Jika dengan diet tersebut kadar gula darahnya jadi normal atau mengalami penurunan bahkan terkontrol, tak perlu diberi insulin sampai kehamilan mencapai usia yang siap dilahirkan. Lain hal jika kadar gula tak turun, ya, harus diberi insulin.
Bukan berarti yang diabetesnya sudah diidap sejak sebelum hamil tak perlu diet. Bagaimanapun, untuk menekan laju pertambahan BB ibu maupun janinnya, sepanjang kehamilannya perlu diet khusus. Baik jenis makanan (hindari/batasi asupan makanan yang manis-manis seperti sirop, kue-kue, es krim, atau jenis makanan lain yang kadar glukosanya tinggi) maupun jumlah kalorinya. Karena itulah, selain memeriksakan diri secara teratur ke dokter kandungan, ibu juga disarankan berkonsultasi ke ahli gizi.
Dampak:
Baik diabetes semasa kehamilan maupun sejak sebelum hamil (pregestational diabetic) berdampak pada kelahiran bayi di atas 4.000 gram (giant baby atau bayi besar). Selain itu, bila kadar gula tak terkontrol dapat menyebabkan bayi meninggal di kandungan, terutama kerap terjadi di usia kehamilan 34-36 minggu. Juga menimbulkan cacat multipel organ pada bayi, seperti tak ada tempurung kepala, tak tertutupnya sumsum tulang belakang, tak ada lubang dubur, kelainan jantung, ginjal, dan saraf. Komplikasi pun bisa terjadi seperti hidramnion, cairan ketuban yang banyak atau kelainan ginjal.
Saat persalinan, bisa terjadi distosia (persalinan macet), rasa mulasnya bagus tapi pembukaannya tak maju-maju dan kepala bayi pun tak turun. Tak jarang pula, ibu juga muntah hingga terjadi penurunan kadar gula merah. Akibatnya, si ibu tak punya tenaga untuk mengedan. Masalah lain, rahim tak berkontraksi dengan baik. Atau setelah plasentanya keluar, rahim tak bisa mengecil lagi.
Agar berbagai dampak itu tidak terjadi, pastikan Mama untuk mengontrol diabetes saat hamil.
KOMENTAR