Nakita.id - Bulan suci Ramadan adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh setiap umat muslim.
Sebab, bulan ini adalah bulan penuh pahala dan ampunan, tak hayal banyak muslim yang berlomba-lomba dalam kebaikan.
Namun, ada pengecualian bagi seorang muslim untuk tidak berpuasa ramadan, yaitu orang yang sedang dalam perjalanan, orang yang lanjut usia, perempuan hamil dan menyusui, dan orang yang sedang sakit.
BACA JUGA: 8 Hal yang Tak Boleh Dilakukan Meghan Markle Setelah Menikah dengan Pangeran Harry
Membahas mengenai orang yang sedang sakit, Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 185, "Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain."
Orang sakit yang diizinkan tidak berpuasa adalah orang sakit yang apabila menjalankan puasa, dapat memperparah kondisi yang bersangkutan.
BACA JUGA: Anak Usia 1-3 Tahun Harus Makan Berapa Banyak? Ini Panduannya
Salah satunya bagi penderita diabetes. Sebab, puasa panjang berisiko hipoglikemia dan dehidrasi yang lebih tinggi, yang dapat memperparah diabetes.
Mengapa berisiko?
Risiko berpuasa
Tidak makan saat menggunakan insulin atau obat diabetes tertentu dapat meningkatkan risiko hipoglikemia (gula darah rendah).
BACA JUGA: 9 Manfaat Kesehatan yang Tak Terduga Jika Kita Sering Berpelukan
Dikutip dari diabetesforecast.org, sebuah penelitian terhadap orang-orang dengan diabetes yang berpuasa selama Ramadan, ditemukan bahwa risiko dirawat di rumah sakit untuk hipoglikemia meningkat 4,7 kali lipat pada orang dengan diabetes tipe 1, dan 7,5 kali lipat pada mereka dengan tipe 2.
Perempuan hamil dan orang dengan riwayat hipoglikemia, ketoasidosis (komplikasi gula darah sangat tinggi), atau kontrol gula darah yang buruk juga dianggap berisiko sangat tinggi.
BACA JUGA: Aa Gym Bersama Cucunya, Berikut Foto Saat Sang Da'i Bercengkrama
Saat berpuasa yang tidak mengonsumsi air putih, dehidrasi dapat meningkatkan risiko komplikasi serius di antara orang yang rentan, seperti mereka yang menderita penyakit ginjal atau jantung.
"Dalam kasus ekstrim, elektrolit bisa keluar dari kerusakan dan memperburuk masalah," kata Kathaleen Briggs Early, PhD, RD, CDE, dari Pacific Northwest University of Health Sciences.
Glukosa darah tinggi juga bisa menjadi masalah selama berpuasa.
Orang sering mengurangi pengobatan saat berpuasa untuk menurunkan risiko hipoglikemia.
BACA JUGA: Ibu yang Mengandung Anak Laki-Laki Lebih Berisiko Terkena Diabetes!
Tanpa makanan, hati melepaskan simpanan glukosa untuk energi. Keduanya berkontribusi terhadap glukosa darah tinggi.
Dalam sebuah penelitian, para peneliti menemukan peningkatan 5 kali lipat hiperglikemia berat pada orang dengan tipe 2 yang berpuasa selama Ramadan dan peningkatan 3 kali lipat pada orang dengan tipe 1.
BACA JUGA: Ternyata Sekarang Makin Banyak Bayi Kembar, Ini Penyebabnya
Mengetahui fakta diatas, penderita diabetes sebaiknya berkonsultasi pada dokter jika ingin melakukan puasa Ramadan.
Dan perlu berkonsultasi tentang asupan yang harus dikonsumsi penderita diabetes saat sahur dan berbuka.
Penulis | : | Fadhila Afifah |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR