#2. Memilih cara terbaik
Setelah mendapat izin dari dokter, Moms mungkin ingin menimbang-nimbang jenis pengecatan rambut yang akan Moms jalani.
Mengecat dengan root touch-up dan root-to-tip dianggap sebagai proses pewarnaan; ini berarti cat rambut digunakan di rambut dan kulit kepala tempat pori-pori kulit menyerap bahan kimia.
Untuk cara lain yang lebih aman, cobalah teknik di mana warna dicat langsung ke batang rambut—highlights, frosting, dan streaking, misalnya.
Menarik rambut melewati penutup kepala untuk kemudian diwarnai adalah metode yang kurang dikenal tapi sama amannya karena kulit kepala Moms akan terlindungi.
#3. Gunakan pewarna yang tidak keras
Yang juga penting untuk diingat adalah jenis pewarna yang dipilih. Mintalah kepada terapis salon jenis pewarna yang tidak keras, seperti pewarna yang bebas amonia.
Jika Moms termasuk tipe DIY, melakukan pewarnaan sendiri di rumah, pertimbangkan warna semi permanen—tidak mengandung pemutih, lebih bisa ditoleransi ketimbang pewarna permanen, dan akan hilang perlahan setelah kurang lebih satu bulan.
Pewarna dari tumbuhan atau hena merupakan jenis yang lebih sedikit mengandung bahan kimia, tapi ada baiknya Moms memerhatikan komposisi di kemasannya sebelum membeli.
Beberapa proses yang disebut ”alami” terkadang juga menggunakan banyak bahan kimia.
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR