Nakita.id.- Kaki bengkak, stretch marks, dan perut gatal—ada beberapa hal yang tidak bisa Moms hindari saat hamil.
Tapi rambut rontok dan uban? Kalau yang ini masih bisa, kok. Berikut 5 tips yang akan meyakinkan Moms untuk mengecat rambut saat hamil—dan tetap melindungi calon bayi Mama.
BACA JUGA: Ini Cara Hapus Sisa Cat Rambut di Kulit Kepala, Waspadai Iritasi!
#1. Tunggu sampai trimester kedua
Dengan semua hormon kehamilan yang meningkat, rambut Moms mungkin tumbuh lebih cepat daripada sebelumnya (dan bahkan memiliki tekstur dan warna yang berbeda).
Meski Moms sudah siap untuk membuka botol (cat rambut, tentunya!) saat kehamilan masih berumur 4 minggu, para ahli akan menyarankan Moms untuk menunggu sampai awal trimester kedua.
Mungkin Moms lupa, di dua belas minggu pertama tubuh Si Kecil tengah mengalami perkembangan besar-besaran.
Contohnya organ-organ mulai membentuk, otot dan pita suara terbentuk, dan dasar kuku serta akar rambut mulai berkembang.
Meski tubuh Moms tidak menyerap banyak bahan kimia dari pengecatan rambut (dan tidak ada bukti bahwa bahan-bahan kimia tersebut memang "menyakiti" bayi ), mengapa mengambil risiko?
#2. Memilih cara terbaik
Setelah mendapat izin dari dokter, Moms mungkin ingin menimbang-nimbang jenis pengecatan rambut yang akan Moms jalani.
Mengecat dengan root touch-up dan root-to-tip dianggap sebagai proses pewarnaan; ini berarti cat rambut digunakan di rambut dan kulit kepala tempat pori-pori kulit menyerap bahan kimia.
Untuk cara lain yang lebih aman, cobalah teknik di mana warna dicat langsung ke batang rambut—highlights, frosting, dan streaking, misalnya.
Menarik rambut melewati penutup kepala untuk kemudian diwarnai adalah metode yang kurang dikenal tapi sama amannya karena kulit kepala Moms akan terlindungi.
#3. Gunakan pewarna yang tidak keras
Yang juga penting untuk diingat adalah jenis pewarna yang dipilih. Mintalah kepada terapis salon jenis pewarna yang tidak keras, seperti pewarna yang bebas amonia.
Jika Moms termasuk tipe DIY, melakukan pewarnaan sendiri di rumah, pertimbangkan warna semi permanen—tidak mengandung pemutih, lebih bisa ditoleransi ketimbang pewarna permanen, dan akan hilang perlahan setelah kurang lebih satu bulan.
Pewarna dari tumbuhan atau hena merupakan jenis yang lebih sedikit mengandung bahan kimia, tapi ada baiknya Moms memerhatikan komposisi di kemasannya sebelum membeli.
Beberapa proses yang disebut ”alami” terkadang juga menggunakan banyak bahan kimia.
#4. Ventilasi yang baik dan tetap tertutup
Ketika tiba waktunya untuk memulai pewarnaan, para ahli sepakat bahwa Moms harus mengambil beberapa tindakan keselamatan ekstra.
Jika Moms berada di salon, mintalah untuk duduk di area yang ventilasinya bagus. Jika Moms melakukannya di rumah, bukalah jendela sehingga Moms bisa tetap menghirup udara segar dan uap yang beracun menghilang.
Jika ingin mengecat rambut sendiri, selalu gunakan sarung tangan dan kaos lengan panjang untuk perlindungan ekstra.
Ikuti petunjuk yang ada di kemasan dan pastikan untuk mencuci bersih kulit kepala Moms secara menyeluruh setelah selesai.
#5. Jika memungkinkan, lakukanlah tes di beberapa helai rambut terlebih dulu
Ingatlah bahwa perubahan hormon dapat membuat rambut Moms bereaksi secara berbeda, sehingga bisa jadi Moms tidak mendapatkan hasil yang diinginkan—meski Moms menggunakan pewarna yang biasa dipakai.
Sebelum mengecat seluruh rambut, cobalah untuk mengetesnya di beberapa helai rambut terlebih dulu sehingga rambut Moms tidak akan berakhir dengan warna biru stabilo (kecuali itu memang warna yang Moms inginkan!)
Setelah membaca lima tips di atas, apakah Moms semakin yakin untuk mengecat rambut saat hamil? Jika iya, tunggu apa lagi (tapi jika sudah trimester kedua, ya)! (*)
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR