Nakita.id - Memiliki tubuh yang gemuk maupun obesitas, tidak sekadar menghambat ketika melakukan ativitas harian.
Berat tubuh berlebih juga meningkatkan risiko seseorang menderita beragam penyakit, termasuk diabetes tipe 2.
Hal ini terjadi karena lemak yang menumpuk di dalam tubuh menurunkan sensitivitas tubuh terhadap insulin (resistensi insulin).
BACA JUGA: Ibu yang Mengandung Anak Laki-Laki Lebih Berisiko Terkena Diabetes!
Pada awalnya, organ pankreas bereaksi dengan memproduksi lebih banyak insulin.
Tetapi, jika terus berlanjut, pankreas akan mencapai titik lelah dan terjadilah kondisi yang disebut diabetes.
Karenanya, tingkat risiko diabetes pada orang dengan berat badan berlebih akan lebih tinggi dibanding orang dengan berat badan normal.
Secara umum, yang disebut obesitas adalah kondisi tubuh dengan penumpukan lemak yang berlebih.
Cara pengukuran kadar lemak yang akurat adalah dengan CT-scan atau MRI.
Namun, mengingat pemeriksaan dengan alat ini tidaklah murah dan hanya tersedia di tempat tertentu seperti rumah sakit saja, maka cara lain yang digunakan adalah dengan pengukuran indeks massa tubuh.
Cara pengukuran indeks masa tubuh yaitu, berat badan (dalam kilogram) dibagı kuadrat tinggi badan (dalam meter).
BACA JUGA: Usia Kandungan 10 Bulan Tapi Tak Kunjung Melahirkan, Warganet Doakan Istri Giring eks Nidji
IMT disebut normal jika hasinya berada di rentang 18 - 22.9, disebut berlebih pada rentang 23-25, obesitas 1 pada rentang 25-30, dan obesitas 2 jika berada pada >30 dalam satuan kg/m.
Ada empat faktor yang membuat seseorang mengalami obesitas, yaitu asupan berlebih, penggunaan energi yang kurang dan genetik.
Umumnya faktor asupan berlebih dan penggunaan energi yang kurang, menjadi faktor penyebab yang paling banyak terjadi.
Setelah mengetahui penyebabnya, lalu bagaimana agar orang gemuk tidak mengidap diabetes?
Bagi seseorang dengan berat tubuh berlebih, hal pertama yang dilakukan agar terhindar dari diabetes adalah mencari tahu faktor penyebab kegemukan yang dialaminya dan mengatasinya.
BACA JUGA: Inilah Ciri-ciri Orang Berisiko Tinggi Kanker Kulit Melanoma Seperti Adara Taista
Bukan sekadar menghindarkan dari diabetes, penurunan berat badan juga akan memperkecil berbagai risiko penyakit, seperti serangan jantung darah tinggi, kolesterol, dan sebagainya.
Secara umum, ada tiga hal yang perlu dilakukan untuk menurunkan berat badan
1. Mengatur pola makan.
Perlu diketahui total kalori yang dibutuhkan untuk aktivitas harian, sehingga dapat ditentukan asupan yang diperlukan untuk terapi diet penurunan berat badan.
2. Aktivitas fisik rutin.
Aktivitas fisik dilakukan setidaknya tiga kali dalam satu minggu dengan durasi setidaknya 30 menit.
Durasi dapat dinaikkan menjadi 45 menit sementara sesi ditingkatkan menjadi lima kali dalam seminggu.
Aktivitas yang direkomendasikan adalah yang bersifat aerobik, seperti jalan atau jogging renang, bersepeda atau senam.
BACA JUGA: Ini 6 Racikan Cairan Pembersih Ampuh dari Bahan yang Mudah Didapat!
3. Perubahan perilaku.
Obesitas bukanlah kondis yang terjadi tiba tiba, melainkan dalam durasi yang panjang.
Karenanya diperlukan komitmen secara terus-menerus untuk melakukan perubahan terhadap gaya hidup yang dijalani. (*)
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Nia Lara Sari |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR