Nakita.id - Video seorang perempuan di Berau, Kalimantan Timur menyiksa anak kandungnya sendiri mendadak viral di media sosial.
Dalam video tersebut terlihat jelas hidung anak laki-laki yang balita tersebut bercucuran darah akibat disiksa oleh ibunya.
Perempuan tersebut diduga ibu kandungnya yang tak terima dengan perlakuan suaminya hingga melakukan penyiksaan pada anaknya.
BACA JUGA: Kate Middleton Beri Lirikan Tajam untuk Ibu Tiri Pangeran William, Ini Kata Pakar Bahasa Tubuh!
Ia sengaja merekam aksi penyiksaannya dan diunggah sendiri ke Facebook untuk mengancam suaminya.
"Kau lihat anakmu? Berdarah dia. Mana kau pilih? anakmu atau Yeni? kurang ajar itu bapakmu" kata perempuan tersebut di video sambil memukul.
Tak hanya memberikan pukulan pada anaknya, ia juga mengancam anak balita itu mati jika suaminya tak pulang.
Kau pilih Yeni atau Ken**, kalau tidak Ken** akan mati, suruh pulang bapaknya Ken**! kau masih mau?" ujarnya.
Sang anak pun terlihat terbata-bata dan ketakutan saat diancam oleh perempuan tersebut dan meminta ayahnya pulang.
"Iya...iyaa..iyaa...iyaa," ujar sang anak sambil terbata-bata dengan pandangan ketakutan.
Dilansir dari Tribunnews.com, AKBP Pramuja Sigit Wahono, Kapolres Berau sudah mengamankan perempuan yang diduga pelaku kekerasan dalam video tersebut.
BACA JUGA: Jelang Bercerai dengan Faisal Haris, Sarita Beberkan Soal Harta Gono-gini Hingga Nafkah Anak
Sejauh ini pihak kepolisian masih dalam proses penyelidikan pelaku yang berinisial OV.
"Terduga pelaku ini masih kami mintai keterangan, baru kita amankan beberapa menit yang lalu," ujar AKBP Pramuja Sigit Wahono.
Karena itu pihaknya juga belum mengetahui persis motif pelaku melakukan penyiksaan terhadap anak balita.
"Kami juga belum tahu motif yang sebenarnya, kasusnya masih ditangani penyidik," imbuhnya.
BACA JUGA: Bukan Raffi, Roy Kiyoshi Ungkap Ayu Ting Ting Dekat Dengan Sosok Ini
Kekerasan dan Bentakan Orangtua Perbesar Peluang Anak Jadi Bipolar
Bipolar adalah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan suasana hati yang mudah berubah
Menurut dr. Natalia Widiasih, SpKJ (K), selain faktor genetika dan penyakit, bipolar juga bisa disebabkan oleh pola asuh salah.
Utamanya pola asuh yang mengedepankan kekerasan.
Kekerasan di sini tidak hanya berupa kekerasan fisik seperti memukul, tapi juga kekerasan verbal seperti membentak.
Semua itu bila dilakukan dalam jangka waktu lama serta terus menerus akan menyebabkan anak stres.
BACA JUGA: Viral! Anak Jadi Korban Kekerasan Ibu Akibat Ayah Jarang Pulang!
“Sedangkan stres yang berkepanjangan tanpa diatasi berisiko menyebabkan bipolar,” tegas dokter yang akrab disapa Lia.
Dengan kata lain, anak yang dibentak atau dimarahi berisiko menjadi bipolar.
Hanya saja, perlu diingat, berbagai faktor di atas, mulai kekerasan, kehilangan orangtua, kondisi rumah tangga yang rusak, merupakan faktor risiko.
Artinya, tidak berarti semua anak yang mendapatkan kekerasan akan menjadi bipolar.
Melainkan hanya risikonya saja menjadi lebih besar dibandingkan anak lain yang tidak mendapatkan kekerasan.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Instagram,nakita |
Penulis | : | Shevinna Putti Anggraeni |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR