Nakita.id - Untuk membuat Si Kecil sukses, hal itu dapat dipengaruhi dari pola asuh yang diterapkan oleh Moms dan Dads.
Dalam sebuah keluarga, Moms dan Dads harus bisa menerapkan suasana demokratis karena dapat mendukung perkembangan Si Kecil terutama dalam hal kemandirian dan tanggung jawab.
Menciptakan suasana demokratis di rumah yaitu dengan cara menunjukkan kasih sayang melalui komunikasi dua arah antar orangtua dan Si Kecil.
Pastinya, dalam pola asuh demokratis pun harus ditegakkan aturan main mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh Si Kecil.
BACA JUGA: Agar Anak Pertama Cerdas dan Mandiri, Kenali Dulu Kepribadiannya
Dengan begitu, Si Kecil akan mengetahui peraturan yang berlaku dan membatasi perilakunya sesuai dengan rambu-rambu.
Selain itu, untuk menerapkan pola asuh demokratis di rumah, Moms dan Dads pun dapat menggunakan cara-cara lainnya.
Apa sajakah itu?
Moms, menurut buku Nakita, inilah kiat yang dapat digunakan untuk menerapkan pola asuh demokratis di rumah untuk Si Kecil.
BACA JUGA: Bertetangga dengan Cristiano Ronaldo, Ini Wujud Rumah Gareth Bale!
1.Meluangkan Waktu
Kiat yang paling dasar adalah orangtua mau meluangkan waktu untuk Si Kecil.
Orangtua harus mempunyai kesempatan berkomunikasi dengan Si Kecil, mau menjadi pendengar yang baik bagi Si Kecil serta mengajak Si Kecil berdiskusi.
Lalu, selalu memberikan alasan dalam setiap larangan atau aturan sehingga Si Kecil dapat memahami latar belakangnya tanpa kesan orangtua bersikap otoriter.
BACA JUGA: Masa Muda Suami Marissa Nasution Disebut Mirip Leonardo DiCaprio
2.Menggunakan Jurus 3B
Melakukan pendekatan yang baik pada Si Kecil dengan menggunakan jurusan 3B, yaitu bercerita, bermain, dan bernyanyi.
Contohnya yaitu dalam rangka mengatasi anak yang gemar menonton tv dan saat orangtua melarang Si Kecil menonton tv.
Ketika Si Kecil bertanya, “Kenapa sih aku ga boleh nonton tv?”, Moms dapat memberikan pendekatan dengan cara bercerita.
Misalnya dengan bercerita tentang seorang anak yang tidak naik kelas akibat keseringan nonton tv.
BACA JUGA: Hadiri Pernikahan Aline Adita, Penampilan Happy Salma Bikin Wulan Guritno Gemas
3.Terbuka Terhadap Kritik
Pola asuh demokrasi memungkinkan adanya komunikasi antara orangtua dan Si Kecil, di mana di dalamnya bisa saja terjadi debat dan diskusi.
Si Kecil bisa protes dan boleh mengatakan “tidak” kepada orangtua, termasuk tidak setuju dengan orangtua.
Dengan begitu, Si Kecil belajar bersikap kritis dan dilatih untuk berani mengutarakan pendapat serta mempunyai pandangan lain tentang sesuatu hal.
Dalam mengajukan kritik dan pendapatnya, Si Kecil harus diajarkan dan dibiasakan mengutarakannya dengan sopan dan disertai alasannya.
BACA JUGA:
4.Menerapkan Norma Spiritual
Dalam segala hal terapkan norma spiritual pada Si Kecil.
Sebab kriteria Si Kecil yang mandiri dan cerdas, harus menyandingkan secara seimbang antara IQ, EQ, SQ, artinya, inteligensi dan emosi sejajar pula dengan spiritual.
Si Kecil yang mendapatkan pendidikan spiritual dan menjalankan agama, umumnya akan berkembang menjadi pribadi yang mampu menahan diri, mau mengerti perasaan orang, dan mau mendengar.
Bila dibiasakan sejak dini, maka Si Kecil tak akan menemukan sifat tantrum, egois, maunya selalu dituruti, dan bermusuhan dengan orang lain.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR