Nakita.id - Perlindungan yang berlebihan atau overproteksi dari orangtua dapat menyebabkan Si Kecil menjadi tidak mandiri dan tidak kreatif.
Orangtua bersikap overproteksi terhadap Si Kecil pasti bukan tanpa maksud, tentu ada alasan yang membuat orangtua bersikap seperti itu.
Seperti untuk melindungi Si Kecil dari bahaya yang mengintainya, karena di era saat ini memang sering kali terjadi tindak negatif yang mengancam Si Kecil.
Namun, dari sikap overproteksi yang ditunjukkan oleh orangtua kepada Si Kecil dapat merusak pertumbuhan mental Si Kecil di masa yang akan datang.
BACA JUGA: Ini 6 Tanda Mama Overprotektif Terhadap Si Kecil
Contoh risiko yang akan diterima Si Kecil akibat dari overproteksi orangtua yaitu akan menjadi rapuh, hipersensitif, tidak mandiri, tidak kreatif, dan tidak mampu bersosialisasi.
Mungkin dari beberapa Moms masih ada yang bingung mengenai contoh dari sikap overproteksi orangtua kepada Si Kecil itu seperti apa.
Untuk itu, akan dijelaskan mengenai contoh sikap overproteksi menurut buku Nakita.
Salah satu contoh sikap overproteksi yang umum dilakukan orangtua terhadap Si Kecil yaitu terlalu banyak melarang Si Kecil.
BACA JUGA: Ikut Rayakan Ulang Tahun Ahmad Dhani, Ashanty Bocorkan Bentuk Dapur Mulan
Sering kali dijumpai orangtua sibuk melarang Si Kecil untuk melakukan hal-hal yang sebetulnya bisa menjadi stimulasi yang baik bagi tumbuh kembang Si Kecil.
Contohnya kasusnya yaitu ketika Si Kecil sedang aktif bergerak kemudian memanjat kursi atau meja, orangtua malah melarangnya karena takut terjatuh.
Padahal dari aktivitas memanjat tersebut dapat merangsang otot-otot kaki menjadi lebih kuat, rangsangan motorik kasar.
Ada dua alasan mengapa orangtua banyak melarang, yaitu kekhawatiran yang berlebih dan orangtua berharap bisa menjadi sosok yang dipatuhi.
BACA JUGA: Sifat Putri Diana ini yang Membuat Pangeran Charles Tak Pernah Bisa Mencintainya
Kepatuhan Si Kecil memang akan memudahkan orangtua memegang kendali, tapi terkadang tidak menyadarinya jika terlalu sering melarang justru akan membentuk Si Kecil menjadi individu yang tidak memiliki rasa percaya diri.
Terlebih bila berbagai larangan atau teguran tadi disampaikan melalui bentakan yang sarat dengan luapan emosi dan intonasi suara yang cenderung tinggi.
Memang banyak benda dan lingkungan berbahaya di sekitar Si Kecil, tapi jangan jadikan hal tersebut sebagai alasan untuk membatasi Si Kecil berkesplorasi dan menemukan hal-hal baru.
Sebaiknya, meski potensi bahaya ada di mana-mana, Moms tetap bisa memfasilitasi daya eksplor Si Kecil, tentu saja dengan disertai pendampingan dan pengawasan.
BACA JUGA: Beri Ucapan Manis Pada Mantan Suami, Denada Tambunan Banjir Pujian
Bentuk lain dari sikap overproteksi dari Moms untuk Si Kecil yaitu tidak memberikan kesempatan gagal.
Si Kecil yang tidak pernah mengecap pahitnya kegagalan, umumnya tumbuh menjadi sosok yang penakut, gampang menyerah atau mudah frustasi ketika menemui kesulitan.
Si Kecil juga tidak akan menjadi sosok yang kreatif dan lebih banyak menjadi pengikut yang serba diatur oleh lingkungannya.
Sebab ia sendiri terbiasa mengandalkan bantuan orang lain ketika dihadapkan pada hal-hal yang menuntut pemecahan masalah.
BACA JUGA: Dewi Perssik Pingsan di Televisi, Roy Kiyoshi Ungkap Penyebabnya
Sejatinya, orangtua tidak kelewat mudah mengulurkan bantuan pada Si Kecil karena bantuan yang tidak pada tempatnya dan tidak sesuai porsinya merupakan indikasi adanya ketidakpercayaan orangtua terhadap kemampuan Si Kecil.
Justru yang harus dilakukan orangtua adalah memberi kesempatan pada Si Kecil untuk jatuh bangun melatih kemandiriannya.
Peran orangtua harusnya hanya sebatas menjadi pembimbing, bukan malah mengambil alih tugas yang menjadi kewajiban Si Kecil.
Penulis | : | Finna Prima Handayani |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR