Kehamilan bukanlah halangan bagi ibu hamil untuk tetap fit dan produktif. Sebagian besar ibu hamil dapat bekerja seperti biasa, meskipun terkadang mengalami beberapa keluhan yang cukup mengganggu. Salah satu keluhan yang sering dialami di awal kehamilan adalah mual muntah.
Mual muntah wajar terjadi di awal kehamilan, karena produksi hormon progesteron pada tubuh ibu hamil sedang meningkat. Hormon ini membuat kerja usus melambat, sehingga ibu mudah kembung dan dinding lambung mengendur. Produksi asam lambung pun meningkat dan menciptakan rasa mual yang diiringi dengan keinginan muntah. Meski demikian, hormon progesteron sangat dibutuhkan ibu demi kelangsungan kehamilannya. Untuk mengatasinya, ada kiat yang dapat dilakukan, yaitu:
• Makan sedikit-sedikit tapi sering.
• Makan banyak buah, sayuran, dan makanan sumber karbohidrat yang kaya serat.
• Bangun pagi secara perlahan. Jika mual, makanlah biskuit sebelum bangkit dari tempat tidur.
• Hindari makanan berlemak, berminyak, dan pedas.
• Hindari dehidrasi dengan minum sekitar 3 liter sehari. Air juga dibutuhkan untuk meningkatkan volume darah ibu dan janin.
• Minum suplemen vitamin B6 atau air jahe yang dapat meringankan rasa mual atas sepengetahuan dokter.
GANGGUAN ANEMIA
Selain mual dan muntah, keluhan lain yang kerap dialami ibu hamil adalah anemia. Gangguan ini terjadi karena produksi sel-sel darah merah tidak mampu mengimbangi kenaikan volume darah selama kehamilan. Konsekuensinya, mulai trimester kedua hingga ketiga, ibu hamil membutuhkan lebih banyak zat besi.
Di trimester kedua (mulai minggu ke-14), kebutuhan terhadap zat besi naik menjadi sebesar 35 mg/hari/berat badan. Semangkuk bubur kacang hijau dapat memenuhinya. Di trimester ketiga (mulai minggu ke-28) kebutuhan akan zat besi bertambah sedikit menjadi 39 mg/hari/BB yang terpenuhi dengan mengonsumsi paling tidak 1 potong tempe sehari. Saat mengalami anemia ibu biasanya mudah letih, sering pusing, nafsu makan turun, hilang konsentrasi, mual muntah lebih hebat, dan tidak bersemangat. Selain akibat kehamilan itu sendiri, anemia sering disebabkan kurangnya asupan zat besi sejak sebelum hamil, zat-zat gizi yang tidak diserap secara optimal (malabsorbsi), kurang gizi secara umum, atau kehilangan banyak darah akibat persalinan atau haid sebelumnya.
Selain berpengaruh pada ibu, anemia pun berpengaruh pada perkembangan janin; janin bisa lahir prematur, lahir dengan berat badan rendah, bahkan lahir dalam keadaan tidak selamat. Karena itu, atasi anemia sesuai penyebabnya. Hal ini dapat diketahui melalui pemeriksaan oleh dokter.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
KOMENTAR