Oleh dokter akan dilakukan tes darah, jika hasilnya negatif padahal ibu menunjukkan gejala tifus, tes bisa diulang sambil menunggu biakan kuman.
Diagnosis tifus tidak bisa ditegakkan hanya dari pemeriksaan fisik dan melihat gejalanya semata.
Ibu akan diminta untuk istirahat total dan hanya boleh mengonsumsi makanan lunak.
Dokter akan menilai apakah perlu dirawat di rumah sakit atau cukup dirawat di rumah.
Pada kondisi tertentu, misalnya tinjanya sudah disertai darah, sebagai tanda awal telah terjadi perlukaan di usus, maka dokter akan meminta untuk dirawat di RS.
Tifus dimungkinkan untuk kambuh, supaya hal tersebut tidak terjadi, selain menjaga kebersihan lingkungan, selalu cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah BAB, bisa juga dilakukan vaksinasi.
Ibu hamil yang menderita tifus memiliki risiko kematian 15% atau lebih.
Janin yang dikandungnya, berpeluang sekitar 60-80% gugur atau lahir prematur.
Infeksi ini bisa dicegah dengan vaksinasi.
Ibu yang mengalami infeksi saat melahirkan disarankan untuk tidak menyusui bayinya.
Alasannya adalah dikhawatirkan bisa menular, namun setelah sembuh bisa segera menyusui bayinya lagi.
Selain itu, ibu dianjurkan untuk banyak istirahat.
Juga dianjurkan untuk menjalani pengobatan simptomatik dan minum obat antibakteri.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
KOMENTAR