Nakita.id - Banyak ibu hamil mengalami kegelisahan, kecemasan, kesedihan, dan yang terparah adalah munculnya depresi selama kehamilan.
Sebuah data yang dirilis jurnal March of Dimes menyebutkan, 20% perempuan kemungkinan mengalami depresi selama kehamilan. Mulai yang ringan hingga berat.
Gejala-gejalanya termasuk sedih, putus asa terus-menerus, yang umumnya terjadi lebih dari dua minggu.
Ibu juga dapat mengalami kecemasan berat atau merasa terasing dari bayinya. Yang terberat adalah bila muncul pikiran untuk bunuh diri.
Ini merupakan sinyal baginya untuk segera mencari bantuan.
Meski belum diketahui pasti apa penyebab munculnya rasa sedih/gelisah di awal masa kehamilan, tapi dugaan terkuat perubahan hormonlah yang memicu munculnya kondisi tersebut.
Tubuh ibu berusaha beradaptasi dengan kondisi barunya, sehingga tanpa disadari ketidaknyamanan itu membuat emosinya jadi tidak stabil.
Adakalanya ibu merasa gelisah, cemas, atau sedih.
Apa yang menjadi sumber munculnya perasaan itu bisa bermacam-macam; kecemasan/kegelisahan akan perkembangan janinnya, apakah bayinya berkembang sehat, normal dan lengkap, apakah dokter yang dipilih sudah tepat, apakah biaya persalinan cukup.
Lebih parah lagi kalau ternyata saat itu relasi ibu dengan ayah si bayi sedang ada masalah.
Yang penting rasa cemas, gelisah, atau sedih itu jangan “dimanjakan.”
Harus dilawan supaya tidak memicu munculnya depresi yang sebenarnya.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
KOMENTAR