Nakita.id - Setelah berusia 4 bulanan, bayi mampu berguling-guling. Orangtua tentu senang. Namun di balik itu, tersimpan pula rasa cemas lantaran ada risiko bayi jatuh dari tempat tidur. Coba, orangtua mana yang tidak khawatir? Apalagi tulang kepalanya masih lembek, dan di baliknya tersimpan otak yang sangat berharga. Berbagai pertanyaan pun muncul. Seberapa besar efek benturan pada otak bayi? Apa yang harus dilakukan kalau bayi terjatuh? Perlukah segera ke rumah sakit? Serta sederet pertanyaan lain yang menegaskan kekhawatiran kita akan akibatnya.
Baca juga: Anak Sering Jatuh Saat Berjalan, Kenapa Sih?
Sebenarnya, orangtua tak perlu sampai terlalu khawatir. Meski berbahaya, sebagian besar benturan kepala yang dialami bayi tidaklah berdampak fatal. Walau terasa lembek atau lunak, struktur kepala bayi boleh dibilang relatif lebih aman terhadap trauma kepala. Mengapa? Karena sambungan antartulang kepala/tengkorak bayi relatif masih elastis, ubun-ubunnya masih terbuka atau belum menutup secara menyeluruh, sehingga tekanan yang terjadi karena benturan tak berakibat fatal, apalagi sampai mencederai otak. Hebat!
Akan tetapi, bukan berarti benturan kepala si kecil dengan lantai tak perlu diwaspadai. Sebaliknya, berikut ini hal-hal yang mesti dilakukan:
Baca juga: Ternyata, Ini Penyebab Sering Merasa Jatuh Saat Tidur
Mengamati kondisi bayi
Bila setelah jatuh, bayi langsung menangis dan menggerak-gerakkan semua anggota badannya, maka langsung gendong dan tenangkan. Setelah ia tenang, baru lakukan pengamatan lebih lanjut, yaitu:
- Ketahui bagian tubuh mana yang terbentur. Coba periksa dengan teliti, bagian tubuh mana yang terbentur apakah wajah, kepala, atau bagian tubuh lainnya.
- Perhatikan kronologi kejadian. Perhatikan ketinggian saat ia terjatuh, lalu membentur media apa. (kursi, lantai, dan lain-lain). Ketahui juga proses jatuhnya, apakah langsung ke lantai atau terbentur sesuatu terlebih dahulu. Bagaimana posisi jatuhnya, apakah tengkurap, telungkup. Bagian tubuh mana yang terbentur.
- Periksa kepala, kaki, dan tangan. Gerakkan tangan bayi, ke atas, samping, depan, dan rentangkan. Bila si kecil menangis atau bahkan menjerit, kemungkinan ada yang terasa sakit, periksa bagian mana yang terlihat lebam. Lakukan hal yang sama pada bagian kaki.
Baca juga: Mama Jangan Lakukan ini Saat Bayi Terjatuh
Untuk kepala, coba tengokkan kepala bayi ke kanan dan kiri. Juga dekatkan dagu bayi ke dada secara perlahan. Bila ia menangis kemungkinan ia merasakan sakit. Jika ada keluhan seperti memar atau benjol, catat sebagai laporan saat datang ke dokter.
- Ketahui apakah ada benjolan (hematom).Selanjutnya, periksa dengan cara raba seluruh bagian kepala untuk memastikan, adakah yang menjendol ataupun dekok di bagian kepala. Bila ubun-ubunnya terasa ada benjolan, kemungkinan terjadi peningkatan tekanan dalam otak lantaran adanya perdarahan atau edema otak.
Bila ini terjadi, segera bawa ke dokter. Apalagi tampak benjolan di kepala, terutama di daerah samping kepala (temporal). Retak tulang yang terjadi di daerah ini dapat merobek pembuluh darah di dinding tulang kepala, sehingga mengakibatkan perdarahan.
- Perhatikan fungsi penglihatan. Gunakan senter sebagai alat bantu pemeriksaan mata, lalu lihatlah: Masih bereaksikah saat kita senter matanya: mengedip, menutup matanya atau kaget? Jika tidak, bawa segera bayi ke rumah sakit. Gerakkan senter ke kanan dan ke kiri, masih mampukah bayi mengikuti gerakan sinar? Jika tidak, ia harus segera dilarikan ke rumah sakit. Perhatikan pupil matanya, apakah pupil mata yang kiri dan kanan sama besar/kecilnya saat kita senter satu per satu? Jika sama, kita bisa bernapas lega. Bila tidak, bayi perlu menjalani pemeriksaan lebih lanjut, seperti CT Scan.
Pemeriksaan di atas sebaiknya Ibu lakukan dua hingga tiga jam. Jangan lupa untuk tetap memantau kesehatannya selama dua hingga tiga hari ke depan.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
KOMENTAR